Mohon tunggu...
RAUDATUL HADAWIYA
RAUDATUL HADAWIYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiwa di universitas negeri surabaya

saya hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenjangan antara Real Life dan Ideal Life pada Perspektif Teori Kepribadian Carls Rogers

21 Desember 2022   14:04 Diperbarui: 21 Desember 2022   14:15 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Aplikasi Kepribadian

 Carl Roger sebenarnya tidak terlalu fokus pada kepribadian. Tetapi Carl Rogers  terkenal karena kontribusinya terhadap pendekatan terapi. Terapi praktisinya memiliki  dua nama, Awalnya yakni melalui pendekatan konseling yang disebut non-directive therapy, kemudian sekarang menjadi Client Centered therapy. Pertama dia  menyebutkan non-direktif therapy karena dia percaya terapis tidak boleh mengarahkan  kliennya, tetapi memberi kebebasan klien atau konseli dalam mengarahkan dirinya  sendiri.

Semakin banyak pengalaman yang dia dapatkan selama proses konseling.  Kemudian Rogers Ganti istilah ini dengan metode yang berpusat pada klien (Client  Centered therapy). Dia masih berpegang bahwa klienlah yang mengatakan apa yang  salah dengan mereka, berusaha memperbaiki sendiri dan mengambil kesimpulan apa  yang dihasilkan selama proses terapi.

 Tujuan konseling berdasarkan teori Client Centered yakni untuk  mengembangkan kepribadian konseli sebagai pribadi yang holistik dan memiliki  kemampuan untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Holistik disini artinya  struktur kepribadian tidak terbagi menjadi citra diri dengan kenyataan. tanggung jawab

 dan keterampilan. Pada kasus ini keterampilan dan kemampuan penyedia layanan  dalam hal ini yakni seorang konselor sangat diperlukan. Beberapa keterampilan  konselor menurut teori Client Centered yang dikemukakan oleh Carl Roger  (Nursyamsi, 2017), yakni :

 Congruen : Konselor menunjukkan sikap keaslian dan sesuai dengan citra diri  konselor yang apa adanya baik secara pribadi maupun profesional. Konselor  tidak menutupi ataupun berpura-pura selama proses konseling.

 Emphaty : Kemampuan memahami perspektif dan perasaan orang lain. Konsep  empati ini sama dengan internal frame of reference, yang berfungsi untuk memahami orang lain menurut sebuah kerangka persepsi dan emosional dari orang lain.

 Unconditional Positive Regards : Konselor menerima konselinya tanpa syarat  dan menunjukkan sikap yang hangat dan positif menerima dan menghormati  orang lain sebagai individu tanpa mengharapkan pujian untuk diri mereka  sendiri.

 

PENUTUP 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun