Mohon tunggu...
RATU BILKIS
RATU BILKIS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Mercu Buana

Nama : Ratu Bilkis Nim : 43221010120 Nama Dosen : Apollo, Prof. Dr, M. Si. Ak -S1 Akuntansi- Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Quiz 1 Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Kearifan Lokal tentang Filosofi Sadulur Papat Lima Pancer

25 Oktober 2022   19:41 Diperbarui: 25 Oktober 2022   19:54 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apabila diterjemahkan ke dalam Islam, ada empat elemen dalam diri manusia berdasarkan filosofi dari sadulur papat lima pancer, yaitu:

  • Mutmainah (Keutamaan). Walaupun nafsu ini merupakan keutamaan atau kebajikan, tetapi ketika melewati batas, itu tetap tidak baik. Misalnya, memberi uang kepada orang yang membutuhkan adalah baik, tetapi apabila memberikan semua uang sehingga ia sendiri menjadi kekurangan, jelas itu bukanlah hal yang baik. Lambang warna dari mutmainah yakni putih.
  • Amarah. Jika manusia hanya mengutamakan nafsu amarah, tentu saja mereka akan selalu ingin menang, hingga akhirnya kehilangan kesabaran. Oleh karena itu, kesabaran merupakan alat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sifat amarah dilambangkan dengan warna merah.
  • Supiyah (Keindahan). Manusia pada umumnya senang dengan hal-hal yang bersifat keindahan, misalnya wanita (asmara). Oleh karena itu, mereka yang menuruti hawa nafsunya, diibaratkan bisa membakar dunia. Sifat supiyah dilambangkan dengan warna kuning.
  • Aluamah (Serakah). Manusia pada dasarnya memiliki rasa serakah atau aluamah. Oleh karena itu, tanpa mengendalikan keinginan, orang mungkin ingin sukses selama tujuh generasi. Sifat aluamah dilambangkan dengan warna hitam.

Oleh karena itu Sedulur Papat harus diawasi dan diatur agar tidak ngelantur. Manusia itu diuji untuk tidak kalah dari keempat saudaranya. Manusia harus selalu bisa mengatasinya. Jika manusia bisa dikalahkan oleh keempat saudaranya ini atau sedulur papat, maka akan hancurlah dunianya. Sebagai pusat, manusia harus selalu bisa menjadi pengawas dan patokan.

Sadulur Papat Lima Pancer Metafora Jiwa : Tubuh, Jiwa dan Simbol

Dokpri
Dokpri

Jagat Gumulung

  • Lobang Hidung disimbolkan wilayah Timur, berwarna putih; sukma purba, dihuni oleh Batara Bayu; atau teks Suda Wiwitan Sang Hyang Wening_Wisnu
  • Telinga disimbolkan wilayah Barat, berwarna kuning; dihuni batara Sambu atau teks Sunda Wiwitan Sang Hyang Wenag_Brahma
  • Bibir dan Mulut disimbolkan wilayah Selatan, sukma wasesa, berwarna merah suka rebutan, berantem, dan konflik, dihuni oleh Batara Brahma atau teks Sunda Wiwitan Sang Hyang Guring Tunggal_Sang Hyang Guru Siwa.
  • Mata disimbolkan wilayah (Utara), berwarna hitam, sukmanya langgeng, dihuni oleh Batara Sriten, atau teks Sunda Wiwitan Sang Hyang Tunggal_Mandala Agung.

Dengan 4 pancer ini memungkinkan untuk dipahami menjadi kenyataan jika dibantu oleh unsur kelima yaitu "Sang Hyang Batara Kala" atau "Waktu".

Sadulur Papat Lima Pancer Metafora Jiwa: Materi, Jiwa dan Simbol

Dokpri
Dokpri
  • Timur, Simbol Kakang Kawah, Sega Putih : Uborampe Sega Putih berupa nasi putih yang dibentuk tumpeng dan disajikan tanpa lauk. Hal itu dimaksudkan untuk mengetahui atau menghormati Sedulur yang berada di timur, atau orang Jawa menyebutnya Tirtanata. Maksud dari simbol kakang kawah adalah Kakang kawah yang keluar dari rahim ibu sebelum si bayi, berwarna putih, tempatnya di kanan dilambangkan sebagai malaikat Jibril yang bertugas membawa wahyu/berita dan pembawa ilmu pengetahuan.
  • Selatan, Simbol Darah, Sega Abang : Uborampe Sega Abang atau nasi merah berupa nasi putih yang dicampur dengan gula Jawa hingga berwarna merah dan dibentuk tumpeng. Uborampe ini dimaksudkan untuk mengetahui atau menghormati sedulur yang berada diarah selatan atau biasa disebut Purbangkara. Selanjutnya maksud dari simbol darah adalah darah yang keluar dari rahim ibu sewaktu melahirkan. Darah merupakan transportasi sari-sari makanan ke seluruh tubuh sehingga seluruh sel-sel dapat hidup. Darah yang berwarna merah, tempatnya berada di kiri sisi, dilambangkan sebagai malaikat Mikail, yang tugasnya sebagai pembawa rezeki.
  • Barat, Simbol Ari-ari, Sega Kuning : Uborampe Sega Cemeng atau nasi hitam berupa nasi putih yang dicampur dengan jelaga hingga berwarna hitam dan dibentuk tumpeng. Uborampe ini dimaksudkan untuk mengetahui atau menghormati sedulur yang berada diarah utara atau biasa disebut Warudijaya. Selanjutnya maksud dari simbol Tali Pusar adalah tali ari-ari (tali pusar) yang dipotong sesudah kelahiran bayi, warnanya hitam tempatnya di depan, dilambangkan sebagai malaikat Isrofil, bertugas meniup terompet di hari kiamat.
  • Utara, Simbol Tali Pusar, Sega Cemeng atau Hitam : Uborampe Sega Kuning atau nasi kuning berupa nasi putih yang dicampur dengan kunyit hingga berwarna kuning dan dibentuk tumpeng. Uborampe ini dimaksudkan untuk mengetahui atau menghormati sedulur yang berada diarah barat atau biasa disebut Sinotobrata. Selanjutnya maksud dari simbol Ari-ari adalah Adhi ari-ari (adik ari-ari) yang keluar dari rahim ibu sesudah si bayi, warnanya kuning tempatnya di belakang dilambangkan sebagai malaikat Izroil.

 Sadulur Papat Lima Pancer Metafora Jiwa : Nang, Ning, Nung, Neng, Gung.

Sadulur Papat Lima Pancer adalah bunyi atau bunyi estetika musik gamelan "Nang Ning Nung Neng Gung" sebagai cita rasa (rahsa/roso) yang sempurna dalam setiap ritual kehidupan manusia Jawa kuno.

Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun