Kedalaman makna ini tidak cukup dari hanya dilihat dari sudut pandang filologis atau antropologis, tetapi pendekatan yang berbeda dan lebih cocok harus diikuti. Dalam filosofi Jawa, ketika seseorang dilahirkan dari Rahim ibu, ia pasti membawa air ketuban, ari-ari, darah, dan tali plasenta. Â Orang Jawa percaya bahwa keempat benda ini menemani kehidupan manusia dan selalu 'hidup' di dalam sejak lahir sampai meninggal dunia.
Semua agama percaya bahwa hidup dan mati seseorang ditentukan oleh Tuhan. Dalam kehidupan ini, selain alam materi, terdapat metafisika yang dalam kepercayaan Hindu disebut mikrokosmos, yaitu unsur alam dengan menggabungkan "sedulur papat" di atas sebagai bagian dari empat kiblat di alam berupa tanah/tanah, air, api dan angin.
Konsep ini tentunya sejalan dengan ajaran semua agama di Nusantara, yang percaya bahwa manusia hidup dan mati, dan bahwa hidup dan mati seimbang oleh bumi, api, air dan angin. Siapapun yang mengingkari Sedulur Papat otomatis mengingkari kehidupan.
MACAM-MACAM SADULUR PAPAT LIMA PANCER BERDASARKAN METAFORA
Sadulur Papat Lima Pancer Metafora Dimensi, Ruang dan Waktu
- Weton Utama : Kliwon. Kliwon artinya kehilangan.
- Udara (Timur), Legi atau arah Timur maka ada hari pasar "Legi". Legi artinya Nasehat atau meninggikan tujuan baik.
- Geni_Api (Selatan), Pahing atau arah selatan maka ada hari pasar "Pahing". Pahing artinya Rezeki atau banyak mendapatkan rezeki.
- Air (Barat), Pon atau arah barat maka ada hari pasar "Pon". Pon artinya Selamat atau mengutamakan keselamatan
- Tanah (Utara), Wage atau arah utara maka ada hari pasar Wage. Wage artinya rintangan atau mendapati banyak halangan.
Kiblat papat lima pancer menjadi salah satu landasan filosofi Jawa dan kemudian berkembang dengan standar (aturan) yang berbeda dalam situasi kehidupan yang berbeda. Filosofi di atas berkaitan dengan papat kiblat lima pancer yang merupakan suatu istilah Jawa, dalam bahasa indonesia papat kiblat berarti empat arah utama yaitu timur, selatan, barat dan utara sedangkan lima pancer berada di tengah. Hal di atas juga menjadi konsep pasaran atau aturan dalam hari Jawa yaitu, pasaran legi (timur), pahing (selatan), pon (barat), wage(utara), dan kliwon (tengah/pusat).
Sadulur Papat Lima Pancer Metafora Jiwa : Penyatuan Dunia, Jiwa dan Simbol
Watak Diri Manusia
- Timur; menjadi warna putih; artinya suka kekayaan materi, property dan kepemilikan, wanita, tahta, harta tapi lupa asal usul, egoism.
- Selatan; menjadi berwarna merah; artinya suka berebut berantem dan konflik, tidak harmonis, antagonis.
- Barat; menjadi warna kuning; artinya suka pada metafisik, beda pusaka, ilmu kanuraga, bakar kemenyan, makhluk gaib di tempura 4 sungai.
- Utara; menjadi warna hitam; artinya bisanya suka makan enak atau isi perut, ngomongin orang, mengkritik, mencari kesalahan orang lain.
Sifat