Mohon tunggu...
ErmaQiz
ErmaQiz Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis Bebas

Cerpen, Puisi dan Quote

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saat Hati Memilih

6 Juli 2020   10:40 Diperbarui: 6 Juli 2020   11:58 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/sangwiworo_oct13

"Sepertinya ada yang lagi cemburu ditengah kerinduan, eh kebalik yah rindu ditengah kecemburuan, eh mana sih yang benar ,"goda Wina lagi sambil tertawa tak mau henti.

"Ga akh, biar saja dia itu egois, menangnya sendiri....."

"Tapi mengapa kamu jatuh cinta padanya?" Wina mulai menghentikan candanya untuk sedikit lebih serius. Wajah Wina tampak lucu.
Rania diam. Hati kecilnya bergejolak mendengar pertanyaan Wina. Mengapa dia jatuh cinta pada Gilang?Mengapa hatinya memilih Gilang? Tertarik?

"Mengapa kamu tidak jalan sama si Rendy yang mengejarmu sejak semester satu dulu?Atau mengapa juga tidak kau terima saja si Alfian yang baik dan penuh perhatian itu? Bukannya mereka semua baik dan layak untuk kau pilih?" Selidik Wina sambil menatap wajah sahabatnya itu.

"Aku tidak mencintainya," jawab Rania singkat.

"Jadi sebenarnya cinta itu apa?" desak Wina.
Rania terdiam. Dia mulai berpikir kemana arah pembicaraan Wina. Ada benarnya apa yang dikatakan sahabatnya itu. Mengapa dia tidak memilih Rendy? Atau Alfian? Atau lelaki lain yang sudah baik padanya atau lebih tampan dari Gilang? Atau siapapun yang segalanya melebihi Gilang?

"Karena kamu mencintai Gilang, arah rasamu hanya ada padanya, dengan segenap kelebihan dan kekurangannya. Bukan begitu?"jelas Wina." Dan satu lagi, kekurangan Gilang itu, yah itulah keunikan Gilang dibanding yang lain." Lanjut Wina lagi.
Rania mengangguk tanda setuju.

"Lalu mengapa dirimu masih sibuk mempermasalahkan kekurangan Gilang ?Bukan kah itu semua yang telah membentuk pribadi Gilang ? Hingga dirimu bisa jatuh hati padanya?" Wina mulai meyakinkan.

Rania kembali diam dan hanya menatap ke arah Wina. Sudut hati kecilnya membenarkan semua ucapan sahabatnya itu.

"Aku ingin dia berubah lebih baik!" Sela Rania membela diri.

"Lebih baik versi siapa? Versi dirimu? Apa kamu yakin setelah dia berubah lalu menjadikan dia lebih baik? " kejar Wina lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun