Perundingan, negosiasi dan kompromi kembali mengalami kegagalan. Namun tidak menyurutkan kaum Quraisy untuk menggagalkan dakwah Nabi SAW. Mereka mengirim utusan untuk menemui orang orang Yahudi. Lalu di sana mereka mengatakan perihal Muhammad SAW dan menyuruhnya untuk menyampaikan 3 hal kepada Muhammad SAW. Bagaimana mengenai kisah pemuda yang sudah pergi di masa lampau, bagaimana kisah seorang laki laki penjelajah dunia hingga ke belahan timur bumi dan belahan baratnya, dan apa itu ruh?
Lalu merekapun segera menyampaikan 3 hal itu kepada Rasulullah untuk membuktikan kebenarannya. Maka Allah menurunkan surah Al Kahfi, yang di dalamnya terdapat kisah Ashabul Kahfi, laki laki pengelana Dzul Qarnain, begitupun jawaban tentang ruh dalam surah Al Isra. Jawaban itu membenarkan Kerasulan Muhammad SAW, namun mereka lebih memilih kekufuran.
*Terjadi Pemboikotan yang Zalim
Setelah berbagai cara ditempuh dan tidak membuahkan hasil. Apalagi Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib akan menjaga dan membela Sang Nabi apapun resikonya. Perjanjian itu di atas Shahifah(lembaran) yang berisi perjanjian dan sumpah. “Bahwa mereka selamanya tidak akan menerima perdamaian dari Bani Hasyimdan tidak akan berb pas kasihan terhadap mereka kecuali bila mereka menyerahkannya(Rasulullah SAW) untuk dibunuh”.
Setelah perjanjian itu, Bani Hasyim dan Bani al Muthalib baik yang kafir ataupun yang sudah beriman kecuali Abu Lahab, mereka terisolasi di celah bukit milik Abu Thalib. Selama 3 tahun terjadi Pemboikotan. Bahan makanan didapatkan secara sembunyi sembunyi. Merekapun terpaksa memakan dedaunan dan kulit kulit. Ini terjadi pada tahun ketujuh kenabian.
*Pembatalan terhadap Shahifah
Pada tahun ke sepuluh kenabianterjadi pembatalan terhadap Shahifah dan perobekan perjanjian tersebut. Hal ini karena tidak semua kaum Quraisy menyetujui perjanjian tersebut. Hisyam bin Amr, adalah yang memprakarsai hal itu. Dia mengajak yang lainnya untuk membatalkan perjanjian itu karena tidak rela jika kekerabatannya dengan Bani Hisyam hancur. Ketika Shahifah akan dirobek, ternyata rayap rayap itu telah memakannya kecuali tulisan “Bismikallohumma” dan tulisan lain yang ada nama Allah di dalamnya.
*Tahun Kesedihan
“Wafatnya Abu Thalib
Ketika Abu Thalib wafat, tepatnya pada tahun ke sepuluh kenabian, beliau bertutur,” Wahai pamanku, ucapkanlah Laa Ilaaha Illaallah, kalimat yang akan aku jadikan hujjah untuk membelamu kelakdi hadapan Allah”. Namun, kehadiran Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Ummayyah mendesaknya sedemikian rupa sehingga kalimat terakhirnya adalah,”Aku masih tetap dalam agama Abdul Muthalib”.
Setelah kesedihan ditinggalkan sang paman, tidak berselang lama Ummul Mukminin, Khadijah Al Kubro pun wafat. Pada bulan Ramadhan tahun ke sepuluh kenabian, diusia 65 tahun.