Dakwah Jahriyyah Hingga Tahun Kesedihan.
*Tahapan Kedua Perjuangan Dakwah
Turunnya ayat pertama sebagai perintah untuk menampakkan dakwah.
وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ ٱلْأَقْرَبِينَ
Artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”.(Asy Syu’ara:214)
Dakwah mulai dilakukan secara terang terangan.n jl Di bawah jaminan keamanan dan perlindungan sang paman Abu Thalib, beliau menyerukan kepada kaum Quraisy untuk berkumpul dan menyampaikan peringatan akan azab Allah yang sangat pedih. Di sisi lain Abu Lahab tidak menanggapinya sehingga turunlah ayat.
تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ
- Baca juga: Dakwah ke Tha'if hingga Bai'at Aqobah
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ
“Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik”.
Setelah memulai dakwahnya secara jahriyyah, berbagai upaya yang dilakukan kaum Musyrikin untuk mencegah dakwah Rasulullah SAW. Bahkan beliau dianggap sebagai dukun, orang gila, penyair bahkan tukang sihir. Mereka berpikir keras bagaimana menyampaikan perihalnya karena bertepatan dengan musim haji. Mereka takut jika dakwahnya akan mempengaruhi jamaah yang datang berhaji. Berbagai metode digunakan untuk menghadapi dakwah Islamiyyah.
Menyindir, menghina, mengejek, mendustakan dan menertawakan.
Mencemarkan citra ajaran ajaran yang dibawanya.
Menghalangi orang orang agar tidak dapat mendengarkan Al Qur’an.
*Penindasan Terhadap Rasulullah SAW.
Selain itu, beragam penindasan mereka lakukan. Banyak sahabat Rasulullah SAW yang tak luput dari penindasan. Seperti, Utsman bin Affan yang digulung tikar dari daun kurma kemudian diasapi di bawahnya. Adapun Mush ‘ab bin Umair diusir dari rumahnya dan dibiarkan kelaparan oleh ibunya. Shuhaib bin Ar-Rumi disiksa sampai hilang ingatan. Lain lagi dengan Bilal, lehernya diikat tali dan ditarik anak anak kecil untuk diseret berkeliling perbukitan Makkah. Mereka tak gentar dengan siksaan itu dan berpegang teguh dengan agama Allah. Masih banyak lagi yang menjadi korban dari penindasan. Namun karena Rasulullah dibawah jaminan pamannya, beliau tidak mengalami siksaan itu.
Selain itu, beliau orang yang terhormat, berwibawa dan sosok yang langka. Tidak ada yang berani berbuat tidak senonoh terhadap beliau. Setelah gagal dengan cara kekerasan, mereka memilih mendatangi Abu Thalib untuk berunding. Namun, mereka tidak mendapatkan hasil. Kedua kali mereka mendatangi lagi Abu Thalib untuk mengultimatumnya namun tidak berhasil. Sehingga ketiga kalinya, mereka membawa seorang pemuda untuk ditukar dengan Rasulullah SAW namun Abu Thalib merasa terhina dengan perlakuan mereka dan ketiga kalinya mereka gagal dalam perundingan itu.
Adapun Abu Lahab dengan berbagai cara berusaha untuk melecehkan Rasulullah SAW. Bahkan dia memerintahkan kedua putranya untuk bercerai dengan kedua putri Rasulullah ( Ruqayyah dan Ummu Kultsum), Dia juga dengan istrinya Ummu Jamil si pembawa kayu bakar menemui Rasulullah SAW terkait ayat yang diturunkan mengenai dirinya dan suaminya.
Mereka membawa batu ditangannya untuk mencelakakan Rasulullah SAW. Namun Rasulullah SAW tidak dilihatnya karena Allah membutakan pandangannya. Padahal beliau sedang duduk bersama Abu Bakar. Pelecehan mereka tidak sampai disitu, pernah suatu ketika Rasulullah SAW sedang shalat, Uqbah bin Abi Mu’aith menumpahkan ketuban bayi ke atas punggung Rasulullah SAW tatkala beliau sedang bersujud, lalu Fathimah datang dan membuang kotoran tersebut dari punggung beliau. Setelah itu, beliau berdoa, “Ya Allah,! Berilah balasan yang setimpal kepada kaum Quraisy”, sebanyak tiga kali. Lalu, beliau menyebutkan satu satu nama mereka. “ Ya Allah! Biasakanlah Abu Jahal, Uthbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Ra’biah, Al Walid bin UthbahUmayyah bin Khalaf, Uthbah bin Abi Mu’aith dan Imarah bin Al Walid.
*Aktivitas di Darul Arqom
Rumah Al Arqam bin Abi Al Arqam Al Makh,umi terletak di atas bukit Shafa dan terpencil dan luput dari intaian mata para thaghut. Tempat itulah yang dijadikan pusat dakwah dan pert muan beliau dengan kaum muslimin.
*Hijrah ke Habasyah(Ethiopia)
Pada akhir tahun keempat kenabian, kaum muslimin hijrah ke negeri Habasyah tanpa sepengetahuan kaum Quraisy. Di sana kaum muslimin mendengar kabar bersujud nya kaum Quraisy bersama Rasulullah SAW. Kaum muslimin yang sedang berhijrah berpikir bahwa mereka masuk Islam sehingga merekapun kembali ke Makkah pada bulan syawal. Namun, dalam perjalanan ke Makkah kaum muslimin mendengar bahwa peristiwa itu hanya kebohongan kaum Quraisy semata yang membalikan fakta. Merekapun kembali dan ada pula yang bertahan dibawah jaminan tokoh Quraisy. Mereka berkata bohong bahwa yang beliau ungkapkan adalah kata kata penghormatan terhadap berhala berhala, padahal saat itu Rasulullah sedang membacakan firman Allah hingga sampai pada ayat...
فَاسْجُدُوْا لِلّٰهِ وَاعْبُدُوْا ۩
“Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia)”.
Kemudian beliau pun bersujud. Dan merekapun bersujud karena tidak bisa menahan dirinya untuk tidak sujud seakan terbang melayang meluluhkan hati.
*Tipu Daya Kaum Quraisy
Kaum Musyrikin mengutus dua orang pilihan untuk menghadap Raja Habasyah dengan membawa hadiah. Mereka bersikukuh bahwa kaum muslimin yang berada di bawah lindungannya hanyalah orang asing yang meninggalkan agama nenek moyangnya dan menganut ajaran agama baru. Mereka ingin agar an Najasyi mengembalikan para pendatang itu kepada mereka untuk ditindaklanjuti. Tapi atas kebijaksanaan Raja An Najasyi tidak serta merta percaya kepada mereka, lalu an Najasyi bertanya langsung tentang kebenarannya. Sebagai juru bicara kaum muslimin Ja’far bin Abi Thalib menjelaskan perihal ajaran agama yang dibawa Rasulullah SAW, bahwa risalah yang dibawa beliau adalah kebaikan di sisi Allah dan segala keburukan adalah dilarang Allah. Lalu An Najasyi meminta bukti dan diapun membacakan permulaan surat Maryam yang membuat Raja menangis. Kemudian Raja menyuruh kedua utusan itu untuk pergi. Utusan itu datang dua kali dan kegagalan demi kegagalan dialami kaum Quraisy untuk menghalangi kaum muslimin,
*Meningkatnya Frekuensi Siksaan dan Upaya Menghabisi Rasulullah SAW
Berbagai cara dilakukan dalam upayanya menyakiti bahkan membunuh Rasulullah SAW. Saat itu Utaibah bin Abi Lahab yang menyakiti beliau dengan merobek bajunya dan meludah ke arah wajahnya namun tidak mengenainya. Ketika itu Nabi SAW mendoakan,”Ya Allah, kirimkan lah kepadanya seekor anjing dari anjing anjing(ciptaanMu) untuk menerkamnya”.
Lalu atas doa Rasulullah SAW tersebut Allah mengabulkannya dan Utaibahpun tewas diterkam singa.
*Masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khatab
Seberkas cahaya muncul menyinari jalan ditengah kezaliman. Umar masuk Islam tiga hari setelah keislaman Hamzah. Keislaman Hamzah awalnya sebagai pelampiasan harga diri seseorang yang tidak Sudi keluarganya dihina. Berkenaan dengan keislaman Umar, yang awalnya dia ingin membunuh Rasulullah. Namun di tengah perjalanan, ada seseorang yang memberitahukan bahwa adik perempuannya telah memeluk Islam. Dengan segera Umar mendatangi adiknya dan memukulnya hingga memar. Ditengah situasi itu, Umar merasa menyesal setelah melihat adiknya berdarah, lalu meminta adiknya selembar tulisan yang disembunyikannya. Setelah membacanya dalam keadaan suci, Umar tertegun dan meminta adiknya untuk mempertemukannya ke hadapan Rasulullah SAW. Khabab yang bersembunyi lalu keluar dan mengatakan bahwa Umarlah yang dimaksudkan Rasulullah dalam doanya. “Ya Allah muliakan lah Islam ini dengan salah satu dari dua orang yang paling Engkau cintai Umar bin Khatab atau Abu Jahal bin Hisyam”.
Umarpun bersyahadat dan masuk Islam. Umar adalah sosok yang memiliki harga diri yang tinggi dan keinginan yang tidak dapat dicegah. Keislamannya merupakan goncangan bagi kaum musyrikin, namun bagi kaum muslimin keislaman Umar menambah izzah, kemuliaan dan kegembiraan. Sejak Islamnya Umar, Islam mulai menampakkan diri dan dakwah dilakukan secara terang terangan.
*Utusan Quraisy Menemui Rasulullah SAW
Setelah masuknya kedua cahaya dalam Islam, yaitu Hamzah dan Umar, kaum musyrikin semakin gelisah dan mulai mencari cara lain dengan mengajukan negosiasi. Lalu, datanglah utusan mereka Utbah bin Rabi’ah, dia menawarkan segala macam rayuan kepada Rasulullah SAW. Harta, kedudukan, kerajaan, sampai menganggap bahwa jin telah merasuki jiwa Rasulullah SAW dan berniat menyembuhkannya. Lalu Rasulullah membacakan Qur’an surah Fushilat 1-5. Sampai beliau melewati ayat sajdah, beliau bersujud lalu bersabda,”Wahai Abu Al Walid, engkau telah mendengarkan apa yang telah engkau dengar tadi. Sekarang terserah padamu”.
Apa yang telah didengarnya dari Rasulullah SAW, disampaikannya lagi dihadapan para sahabatnya dan para sahabatnya menganggap bahwa Abu Al Walid terkena sihir dengan lisan Rasulullah SAW.
Dalam riwayat lain Utbah mendengarkan dengan khusu hingga bacaan Rasulullah SAW sampai kepada firman Allah,
فَاِنْ اَعْرَضُوْا فَقُلْ اَنْذَرْتُكُمْ صٰعِقَةً مِّثْلَ صٰعِقَةِ عَادٍ وَّثَمُوْدَ ۗ
13. Jika mereka berpaling maka katakanlah, “Aku telah memperingatkan kamu akan (bencana) petir seperti petir yang menimpa kaum ’Ad dan kaum Samud.”
Utbah berdiri terperanjat sambil menutup mulut Rasulullah SAW dengan tangannya, dan berkata, “Aku minta kepadamu atas nama Allah agar engkau mengingat rahim (hubungan kekeluargaan) diantara kita”. Hal ini dilakukan karena takut peringatan tersebut menimpanya. Lalu dia bangkit menemui para sahabatnya.
Kegagalan Utbah tidak membuat kaum Quraisy berhenti, mereka memikirkan cara lain untuk berunding kembali dengan Rasulullah SAW dengan meminta beliau membuktikan beberapa tanda dengan memohon kepada Allah seperti, membuat gunung bergeser, membentangkan negeri negeri, mengalirkan sungai sungai, serta menghidupkan orang mati namun jawaban Rasulullah SAW seperti jawaban sebelumnya. Bahkan mereka menantang agar mendatangkan azab. Namun, di sisi lain Abu Lahab mempunyai niat jahat ingin membunuh Rasulullah dengan batu besar. Belum sampai niat jahatnya terpenuhi Allah menggagalkannya. Lalu jalan negosiasi pun dijalankan kaum Quraisy dalam upayanya mencari titik temu. Negosiasi yang usulkan kepada Rasulullah SAW, sangatlah tidak masuk akal. Orang orang Quraisy itu berkata kepada Rasulullah SAW,”Engkau menyembah Tuhan kami selama setahun, dan kami menyembah Tuhanmu setahun juga”.
*Melibatkan Orang Yahudi
Perundingan, negosiasi dan kompromi kembali mengalami kegagalan. Namun tidak menyurutkan kaum Quraisy untuk menggagalkan dakwah Nabi SAW. Mereka mengirim utusan untuk menemui orang orang Yahudi. Lalu di sana mereka mengatakan perihal Muhammad SAW dan menyuruhnya untuk menyampaikan 3 hal kepada Muhammad SAW. Bagaimana mengenai kisah pemuda yang sudah pergi di masa lampau, bagaimana kisah seorang laki laki penjelajah dunia hingga ke belahan timur bumi dan belahan baratnya, dan apa itu ruh?
Lalu merekapun segera menyampaikan 3 hal itu kepada Rasulullah untuk membuktikan kebenarannya. Maka Allah menurunkan surah Al Kahfi, yang di dalamnya terdapat kisah Ashabul Kahfi, laki laki pengelana Dzul Qarnain, begitupun jawaban tentang ruh dalam surah Al Isra. Jawaban itu membenarkan Kerasulan Muhammad SAW, namun mereka lebih memilih kekufuran.
*Terjadi Pemboikotan yang Zalim
Setelah berbagai cara ditempuh dan tidak membuahkan hasil. Apalagi Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib akan menjaga dan membela Sang Nabi apapun resikonya. Perjanjian itu di atas Shahifah(lembaran) yang berisi perjanjian dan sumpah. “Bahwa mereka selamanya tidak akan menerima perdamaian dari Bani Hasyimdan tidak akan berb pas kasihan terhadap mereka kecuali bila mereka menyerahkannya(Rasulullah SAW) untuk dibunuh”.
Setelah perjanjian itu, Bani Hasyim dan Bani al Muthalib baik yang kafir ataupun yang sudah beriman kecuali Abu Lahab, mereka terisolasi di celah bukit milik Abu Thalib. Selama 3 tahun terjadi Pemboikotan. Bahan makanan didapatkan secara sembunyi sembunyi. Merekapun terpaksa memakan dedaunan dan kulit kulit. Ini terjadi pada tahun ketujuh kenabian.
*Pembatalan terhadap Shahifah
Pada tahun ke sepuluh kenabianterjadi pembatalan terhadap Shahifah dan perobekan perjanjian tersebut. Hal ini karena tidak semua kaum Quraisy menyetujui perjanjian tersebut. Hisyam bin Amr, adalah yang memprakarsai hal itu. Dia mengajak yang lainnya untuk membatalkan perjanjian itu karena tidak rela jika kekerabatannya dengan Bani Hisyam hancur. Ketika Shahifah akan dirobek, ternyata rayap rayap itu telah memakannya kecuali tulisan “Bismikallohumma” dan tulisan lain yang ada nama Allah di dalamnya.
*Tahun Kesedihan
“Wafatnya Abu Thalib
Ketika Abu Thalib wafat, tepatnya pada tahun ke sepuluh kenabian, beliau bertutur,” Wahai pamanku, ucapkanlah Laa Ilaaha Illaallah, kalimat yang akan aku jadikan hujjah untuk membelamu kelakdi hadapan Allah”. Namun, kehadiran Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Ummayyah mendesaknya sedemikian rupa sehingga kalimat terakhirnya adalah,”Aku masih tetap dalam agama Abdul Muthalib”.
Setelah kesedihan ditinggalkan sang paman, tidak berselang lama Ummul Mukminin, Khadijah Al Kubro pun wafat. Pada bulan Ramadhan tahun ke sepuluh kenabian, diusia 65 tahun.
Pada bulan Syawal tahun 10 kenabian Rasulullah menikah dengan Saudah binti Zam’ah.
Ketegaran kaum muslimin tak tertandingi, berikut faktor yang membuat mereka menjadi tak tertandingi:
Keiamanan kepada Allah
Kepemimpinan yang diidolakan setiap hati
Rasa tanggung jawab
Iman kepada akhirat
Al Qur’an
Berita berita gembira tentang kemenangan
Sumber: Ar-Rahiq al-Makhtum, Syaikh Syafiyyurrahman al-Mubarakfuri, 1421 H / 2001 M (edisi revisi)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI