Mohon tunggu...
Pendidikan Pilihan

Hoaks dan Penyakit Kalbu

27 November 2018   07:30 Diperbarui: 27 November 2018   07:57 2005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berikut ini adalah beberapa tips dalam menghadapai hiruk pikuk pesta demokrasi agar jiwa dan raga kita tetap sehat:

1. Berusaha merasakan emosi yang timbul ketika menerima sebuah informasi. Apabila timbul rasa emosi negatif (marah, kesal, dengki), waspadalah, karena ini merupakan nafsu amarah yang dapat meracuni jiwa dan raga kita. Tarik nafas dalam-dalam sambil memohon pertolongan dan perlindungan dari Tuhan YME.

2. Cari kebenaran terhadap segala informasi yang diterima. Seringkali karena kebencian kepada seseorang atau sekelompok orang, kita langsung percaya pada berita negatif tentang orang/kelompok yang kita benci, sehingga kita enggan bertabayyun, dan menjadi tidak adil. 

Sikap ini jelas-jelas bertentangan dengan firman Allah SWT: "Dan janganlah sekali-kali kebencian kalian terhadap sesuatu kaum mendorong kalian untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa" (Al-Maidah:8).

3. Sebelum menyebarkan informasi yang kita terima, tanyakan kepada diri sendiri dulu. Apakah informasi ini dapat menjadi makanan yang baik bagi jiwa manusia, atau justru menjadi racun jiwa yang akan mengotori kalbu dan membakar nafsu amarah ribuan bahkan jutaan umat manusia di era medsos ini. 

Apakah kita mau memiliki andil terhadap sakitnya jiwa masyarakat yang mudah tersulut kebencian yang berakibat konflik dan perpecahan? 

Semua tindakan di medsos ada jejak digitalnya yang tidak dapat dihilangkan. Mungkin saja bukti rekam jejak segala tindakan kita akan menentukan nasib kita bukan saja di dunia (jejak digital dapat mempengaruhi karir, reputasi, dan kemudahan mencari pekerjaan), juga di akhirat nanti, ketika semua rekaman akan menjadi saksi yang memberatkan.

4. Selalu ingat sebuah hadist: Dan barangsiapa yang menutupi aib seseorang di dunia, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat (HR At Tirmidzi). 

Sebuah aib saja yang benar terjadi, perlu ditutupi, apalagi aib yang tidak benar yang berupa fitnah. Jadi apabila anda menyebarkan fitnah, bukan saja ini perbuatan dosa besar (lebih jahat dari pembunuhan), aib anda pasti akan dibuka oleh Allah SWT. 

Di era medsos ini, sebuah aib yang terbuka akan begitu mudahnya menyebar, dan semua orang menjadi tahu aib anda. Celakanya, berita aib ini menjadi jejak digital yang tidak bisa dihapus.

4. Jangan mudah terpengaruh oleh tampak luar/atribut keagamaan dan ibadah seseorang (pakaian, gelar/kedudukan, bahkan pengetahuan agamanya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun