Mohon tunggu...
Rati Kumari
Rati Kumari Mohon Tunggu... Penulis - An Author A Writerpreneur

Author, Writerpreneur, Proofreader, Cultural Ambassador of The Alpha E-Magazine, Love arts, singing, and learning any language.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Merangkai Kata, Menyemai Sikap: Rahasia Menjadi Penulis yang Berjiwa

14 Januari 2025   13:03 Diperbarui: 14 Januari 2025   16:21 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi penulis bukan hanya tentang menghasilkan karya, tetapi juga tentang memiliki sikap yang tepat. Sikap atau attitude ini akan memengaruhi proses kreatif, kualitas karya, dan hubungan dengan pembaca maupun industri penerbitan. Penulis yang berjiwa tidak hanya pandai merangkai kata, tetapi juga menyemai nilai-nilai dalam perjalanan mereka berkarya. Berikut adalah beberapa sikap yang perlu dimiliki oleh seorang penulis.

10 Sikap Emas Penulis Hebat: Kunci Menciptakan Karya dan Meraih Hati Pembaca

 

1. Disiplin dalam Menulis

Bayangkan seorang penulis di pagi hari membuat secangkir kopi, duduk di meja kerja, dan menulis selama dua jam tanpa distraksi. Tidak peduli apakah hari itu hujan atau cerah, dia tetap konsisten menulis setiap hari, seperti atlet yang berlatih tanpa jeda.

Penulis yang baik memahami pentingnya disiplin. Mereka tidak menunggu datangnya inspirasi, melainkan membangun rutinitas menulis yang konsisten. Dengan menetapkan jadwal, mereka memastikan waktu untuk menulis meskipun ide terasa sulit muncul. Disiplin adalah fondasi produktivitas seorang penulis.

2. Terbuka terhadap Kritik

Seorang penulis memberikan draft novel pertamanya kepada editor. Ketika menerima feedback yang penuh koreksi, dia tidak marah atau merasa tersinggung. Sebaliknya, dia tersenyum dan berkata, "Terima kasih atas masukannya. Saya akan memperbaikinya."

Kritik adalah bagian tak terpisahkan dari dunia penulisan. Penulis yang baik memiliki sikap terbuka terhadap masukan, baik dari editor, pembaca, maupun rekan penulis. Alih-alih bersikap defensif, mereka melihat kritik sebagai kesempatan untuk belajar dan memperbaiki karya mereka. Dengan hati lapang, mereka menjadikan kritik sebagai pupuk yang menyuburkan karya mereka.

3. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

Dalam perjalanan kereta, seorang penulis mengamati penumpang di sekitarnya. Dia mencatat percakapan, ekspresi wajah, dan bahkan buku yang sedang dibaca orang di sebelahnya. Setiap momen kecil menjadi bahan untuk membangun cerita yang kaya detail.

Penulis yang baik adalah yang senantiasa gemar belajar. Mereka selalu ingin tahu, membaca berbagai referensi, dan mendalami pengalaman baru. Sikap ini membantu mereka menghasilkan karya yang lebih kaya, penuh wawasan, dan relevan bagi pembaca. Dalam setiap rasa ingin tahu, ada benih kreativitas yang terus tumbuh dan berkembang.

4. Ketekunan dalam Proses Kreatif

Bayangkan seorang penulis sedang mengerjakan naskah. Setelah menulis 30 halaman, dia menyadari bahwa cerita tidak berjalan sesuai rencana. Bukannya menyerah, dia mulai dari awal, menghapus yang lama, dan  membangun ulang cerita dengan semangat baru.

Menulis bukan pekerjaan mudah. Dari riset hingga revisi, proses menulis sering kali membutuhkan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Penulis yang baik tidak mudah menyerah, bahkan saat menghadapi tantangan. Ketekunan inilah yang menjadi kunci lahirnya karya-karya besar. Ketekunan itu ibarat aliran sungai yang tak pernah lelah mengalir, terus mengukir bebatuan menjadi bentuk indah.

5. Empati terhadap Karakter dan Pembaca

Saat menciptakan karakter seorang ibu yang kehilangan anaknya, penulis mendalami rasa sakitnya. Dia berbicara dengan orang-orang yang pernah mengalami kehilangan serupa, membaca artikel tentang topik itu, dan berusaha menggambarkan emosi dengan jujur agar pembaca merasa tersentuh.

Empati adalah salah satu kualitas terpenting seorang penulis. Dengan memahami sudut pandang orang lain, penulis mampu menciptakan karakter yang hidup dan situasi yang autentik. Empati juga membantu penulis menyampaikan pesan dengan cara yang menyentuh hati pembaca. Dalam empati, seorang penulis menemukan jembatan untuk menjangkau hati manusia.

6. Rendah Hati untuk Terus Belajar

Seorang penulis best-seller menghadiri lokakarya menulis yang diadakan oleh penulis pemula. Ketika ditanya mengapa hadir, dia pun menjawab, "Saya selalu merasa ada hal baru yang bisa saya pelajari dari siapa saja."

Meskipun telah memiliki pengalaman atau prestasi, penulis yang baik tidak pernah merasa diri mereka sudah sempurna. Mereka tetap rendah hati dan terbuka untuk belajar dari siapa saja, termasuk dari penulis muda atau pembaca mereka sendiri. Rendah hati adalah lentera penerang jalan penulis dalam berkarya.

7. Jujur dalam Berkarya

Penulis menerima tawaran untuk menulis cerita dengan tema yang mereka rasa tidak sesuai dengan nilai-nilai mereka. Dengan sopan, ditolaknya tawaran tersebut meskipun bayarannya besar. Mereka memilih untuk tetap menulis karya yang selaras dengan hati nurani.

Kejujuran adalah landasan dalam dunia menulis. Penulis yang baik menghargai orisinalitas dan menghindari plagiarisme. Mereka juga jujur dalam menyampaikan pesan dan tidak berusaha menyesatkan pembaca. Dalam kejujuran, sebuah tulisan memiliki jiwa yang abadi.

8. Komitmen terhadap Pembaca

Seorang penulis menerima banyak pertanyaan dari pembaca tentang akhir cerita novelnya yang menggantung. Dia dengan antusias menulis sekuel untuk menjawab rasa penasaran pembaca, karena baginya, kepuasan pembaca adalah prioritas utama.

Penulis yang baik selalu memikirkan pembacanya. Mereka menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, menyusun alur cerita yang logis, dan menciptakan karya yang relevan dengan kebutuhan pembaca. Komitmen ini membangun kepercayaan dan hubungan kuat antara penulis dan pembacanya.

9. Kemampuan Beradaptasi

 

Seorang penulis yang biasanya menggunakan mesin tik, belajar menggunakan perangkat lunak menulis modern. Meskipun pada awalnya merasa canggung, dia terus berlatih hingga terbiasa karena sadar pentingnya mengikuti perkembangan teknologi.

Dunia menulis terus berkembang, baik dari segi tren, teknologi, maupun gaya penulisan. Penulis yang baik tidak takut beradaptasi. Mereka mampu memanfaatkan perkembangan terbaru tanpa kehilangan ciri khas dan identitas mereka. Dalam setiap perubahan, ada peluang untuk tumbuh dan berinovasi.

10. Kolaboratif dalam Berkarya

Penulis bekerja sama dengan ilustrator untuk membuat buku anak. Alih-alih bersikeras dengan visinya sendiri, dia berdiskusi dan menerima ide-ide baru dari ilustrator. Hasilnya, karya tersebut menjadi lebih hidup karena gabungan kreativitas dari dua pihak.

Menulis sering kali melibatkan banyak pihak, seperti editor, penerbit, atau ilustrator. Penulis yang baik bersikap kolaboratif dan menghargai kontribusi orang lain dalam proses kreatif. Hal ini memastikan karya yang dihasilkan benar-benar terbaik. Kolaborasi adalah harmoni yang memperkaya setiap lembar cerita.

Sikap yang baik adalah kunci keberhasilan seorang penulis, baik dalam menghasilkan karya berkualitas maupun dalam membangun hubungan dengan pembaca dan industri penerbitan. Dengan memiliki minimal 10 sikap emas di atas, seorang penulis dapat berkembang menjadi pribadi yang tidak hanya kreatif, tetapi juga inspiratif. Merangkai kata adalah seni, tetapi menyemai sikap adalah jiwa dari perjalanan seorang penulis. Dalam setiap huruf dan kalimat yang ditulis, penulis yang baik akan selalu memancarkan keindahan hati dan pemikirannya, menjadikan karya mereka tidak hanya dibaca, tetapi juga dikenang. Selamat berkarya! (RK)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun