Dalam perjalanan kereta, seorang penulis mengamati penumpang di sekitarnya. Dia mencatat percakapan, ekspresi wajah, dan bahkan buku yang sedang dibaca orang di sebelahnya. Setiap momen kecil menjadi bahan untuk membangun cerita yang kaya detail.
Penulis yang baik adalah yang senantiasa gemar belajar. Mereka selalu ingin tahu, membaca berbagai referensi, dan mendalami pengalaman baru. Sikap ini membantu mereka menghasilkan karya yang lebih kaya, penuh wawasan, dan relevan bagi pembaca. Dalam setiap rasa ingin tahu, ada benih kreativitas yang terus tumbuh dan berkembang.
4. Ketekunan dalam Proses Kreatif
Bayangkan seorang penulis sedang mengerjakan naskah. Setelah menulis 30 halaman, dia menyadari bahwa cerita tidak berjalan sesuai rencana. Bukannya menyerah, dia mulai dari awal, menghapus yang lama, dan  membangun ulang cerita dengan semangat baru.
Menulis bukan pekerjaan mudah. Dari riset hingga revisi, proses menulis sering kali membutuhkan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Penulis yang baik tidak mudah menyerah, bahkan saat menghadapi tantangan. Ketekunan inilah yang menjadi kunci lahirnya karya-karya besar. Ketekunan itu ibarat aliran sungai yang tak pernah lelah mengalir, terus mengukir bebatuan menjadi bentuk indah.
5. Empati terhadap Karakter dan Pembaca
Saat menciptakan karakter seorang ibu yang kehilangan anaknya, penulis mendalami rasa sakitnya. Dia berbicara dengan orang-orang yang pernah mengalami kehilangan serupa, membaca artikel tentang topik itu, dan berusaha menggambarkan emosi dengan jujur agar pembaca merasa tersentuh.
Empati adalah salah satu kualitas terpenting seorang penulis. Dengan memahami sudut pandang orang lain, penulis mampu menciptakan karakter yang hidup dan situasi yang autentik. Empati juga membantu penulis menyampaikan pesan dengan cara yang menyentuh hati pembaca. Dalam empati, seorang penulis menemukan jembatan untuk menjangkau hati manusia.
6. Rendah Hati untuk Terus Belajar
Seorang penulis best-seller menghadiri lokakarya menulis yang diadakan oleh penulis pemula. Ketika ditanya mengapa hadir, dia pun menjawab, "Saya selalu merasa ada hal baru yang bisa saya pelajari dari siapa saja."
Meskipun telah memiliki pengalaman atau prestasi, penulis yang baik tidak pernah merasa diri mereka sudah sempurna. Mereka tetap rendah hati dan terbuka untuk belajar dari siapa saja, termasuk dari penulis muda atau pembaca mereka sendiri. Rendah hati adalah lentera penerang jalan penulis dalam berkarya.