Dengan adanya tren positif yang menunjukkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di Pulau Lombok setiap bulan, peluang untuk pengembangan sektor pariwisata di Pulau Lombok semakin terbuka lebar. Hal ini juga berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi di Pulau Lombok yang dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di seluruh kabupaten/kota di Pulau Lombok. Selain itu, adanya dampak spillover juga nyata terjadi antardaerah di Pulau Lombok, bahkan daerah lain di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berikut data jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Triwulanan Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Triwulan III di Pulau Lombok (dalam miliar rupiah).Â
Kota Mataram sebagai ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat, menunjukkan adanya hubungan positif antara tingginya kunjungan wisatawan dengan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Lalu, apakah hal ini juga berlaku bagi daerah lain di Pulau Lombok? Apakah sektor pariwisata memberikan kontribusi yang nyata terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota di Pulau Lombok? Bagaimana daerah satu berpengaruh terhadap daerah lainnya (dampak spillover) di Pulau Lombok?
Pariwisata di Pulau Lombok
Sejalan dengan pertanyaan sebelumnya, kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Lombok dapat kita lihat dari beberapa faktor. Meskipun terdapat hubungan positif atau pengaruh yang jelas antara tingginya kunjungan wisatawan dengan pertumbuhan ekonomi yang diukur dari PDRB ADHB di Kota Mataram, ternyata hal ini tidak berlaku bagi kabupaten lain di Pulau Lombok. Pasalnya, terdapat daerah yang kunjungan wisatawannya tinggi, tetapi pertumbuhan ekonominya sedang, yaitu Kabupaten Lombok Barat. Sebaliknya, terdapat juga daerah yang kunjungan wisatawannya sedang, tetapi pertumbuhan ekonominya tinggi, yaitu Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur. Maka dari itu, berikut alasan mengapa pariwisata bukan merupakan kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi di Pulau Lombok.
1. Faktor Ekonomi Lain yang Berperan
Meskipun pariwisata memiliki potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sektor-sektor lain seperti pertanian, industri, dan perdagangan seringkali memberikan kontribusi yang lebih signifikan. Di Pulau Lombok, sektor pertanian, misalnya, masih menjadi tulang punggung ekonomi bagi banyak masyarakat. Produk pertanian lokal seperti padi, jagung, dan sayuran tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga berkontribusi pada ekspor. Selain itu, industri kecil dan menengah (IKM) yang berkembang di daerah ini juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi yang tinggi di beberapa kabupaten dapat lebih dipengaruhi oleh keberhasilan sektor-sektor ini daripada pariwisata.
2. Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur
Infrastruktur yang memadai adalah kunci untuk mendukung pertumbuhan sektor pariwisata. Di beberapa daerah di Pulau Lombok, kualitas jalan, transportasi, dan layanan publik masih kurang optimal. Misalnya, aksesibilitas ke lokasi wisata yang sulit dapat mengurangi jumlah kunjungan wisatawan. Selain itu, kurangnya fasilitas pendukung seperti hotel, restoran, dan pusat informasi wisata dapat menghambat pengalaman wisatawan, yang pada gilirannya dapat mengurangi potensi pendapatan dari sektor ini. Jika infrastruktur tidak ditingkatkan, maka dampak positif pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi akan terbatas.
3. Ketergantungan pada Musim Wisata
Pariwisata sering kali bersifat musiman, dengan puncak kunjungan pada waktu-waktu tertentu, seperti liburan atau musim tertentu. Ketergantungan pada musim wisata ini dapat menyebabkan fluktuasi yang signifikan dalam pendapatan dan lapangan kerja. Misalnya, selama musim sepi, banyak usaha yang bergantung pada pariwisata mengalami penurunan pendapatan yang drastis, yang dapat mengakibatkan pemutusan hubungan kerja dan ketidakstabilan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa pariwisata tidak dapat diandalkan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan.