Mohon tunggu...
rahmat supana
rahmat supana Mohon Tunggu... wartawan -

wartawan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fabel] Kodok Penipu dan Serakah

7 November 2015   22:16 Diperbarui: 8 November 2015   17:11 1784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rahmat Supana 041

Negeri Fabelindo dihebohkan dengan seekor  Kodok sakti. Saking saktinya, sang Kodok mampu membuat orang lumpuh, langsung menjadi sembuh. Kesaktian sang Kodok, tidak hanya mengobati orang sakit, tetapi juga konon bisa menghidupkan orang orang yang sudah mati. Sang Kodok mendapatkan sebuah tongkat Nabi Musa, ketika bertapa di negeri Kumahasiawae. Ketika, itu konon, sang Kodok diusir dari kampungnya, karena dia kodok buduk. Penyakitnya dikuatirkan bisa menyebar kemana mana atau epidemi. 

Saat itu sang Kodok sangat terpukul. Bagaimana tidak? Dia yang sudah memiliki dua orang kecebong, dari seorang isteri yang cantik dan bahenol, harus meninggalkan keluarganya, hanya karena budukan. Di suatu danau, dia kemudian bercermin.

“Hah,…,” sang Kodok kaget sendiri. Dia melihat dirinya sangat menakutkan. Pantes dia selalu dicemooh sebagai Kodok buduk. Mengingat perlakuan rakyat di negeri Fabelindo, dia pun menangis. Sang Kodok berjanji akan membalas semua sakit hatinya.

“Tak akan kubiarkan mereka menyakitiku. Mereka sudah membully aku. Rasakan nanti akibatnya,”  Sang Kodok bicara pada hati kecilnya.

Ia pun melanjutkan perjalanannya, menuju negeri Paman  Han. Paman Han adalah seekor burung hantu yang sakti. Kesaktiannya sudah sangat terkenal. Semua orang takut pada Paman Han. Berani melawan, nyawa taruhannya. Tidak ada yang berani melawan paman Han. Ketika paman  menginginkan sesuatu, dia tinggal terbang ke wilayah itu, dan berteriak teriak gayanya burung hantu sakti.  Kepak sayapnya seperti pesawat siluman stealth, milik Amerika Serikat.  Pukulan sayapnya, sangat kuat dan mematikan.  

Kalau paman Han mau emas, perak, minyak, sangat mudah.  Di negerinya, harga emas, perak dan minyak lumayan murah.  Karena  paman Han hanya tinggal mengambil dari negeri Fabelindo, membawanya lalu menjualnya dengan murah di sana. Makanya, negeri  paman Han sangatlah makmur. Bigitulah jika pimpinan suatu negeri preman sakti mandraguna, ditakuti semua negeri  hewan.  Negeri  macanthai saja takut. Padahal, raja negeri ini cukup sakti juga. Dijuluki sebagai Macan Sakti.

Singkat cerita, sampailah Sang Kodok di negeri Paman Han. Setelah menunggu lama di lobby Istana, Sang Kodok dipersilakan masuk.

“Ada apa dok buduk?”

“Aku dicemooh di negeriku. Aku ingin membalas sakit hatiku. Sakitnya tuh disini baginda, yang mulia paman Han.”

“Ooh. Cemen amat loe. Dulu kamu itu kan Kodok yang gagah, ganteng, dan pinter. Apalagi pinter ngeles.”

“Ya, begitulah paman Han. Sekarang gak bisa ngeles. Wong saya budukan. Semua orang takut tertular.”

“Oh..kasihan kamu. Ya sudah. Dibelakang saya, ada kolam renang air panas, dan dibuat dari hasil uang uang panas. Uang uang itu ada dibawah kolamnya. Makanya airnya jadi panas. Nah, kamu nyebur deh Kodok kesitu. Semoga cepat sembuh.”

Sang kodok pun menenggelamkan diri di kolam milik paman Han. Beberapa jam kemudian, sang Kodok pun selesai mandi. Dia pun kembali bercermin.

“Waduuh, kok belum sembuh juga paman Han?” tanya sang Kodok.

“Wah, iya lah. Kamu ini kok bodoh. Bagaimana air hangat bisa membuat kamu sembuh. Nah, ini yang akan menyembuhkanmu. Oleskan obat obatan herbal ini. Sementara itu, kamu pake baju kodok buatanku,” jelas paman Han. Sambil memberikan sebuah baju, dari kulit kodok, hingga menyelimuti semua permukaan kulit sang Kodok.  Sang Kodong pun bercermin kembali dan imajing, wajahnya dan badannya tidak keliatan buduk lagi. Bening, dan ganteng lagi.

“Makasih paman Han,”kata sang Kodok.

“Itu pelajaran buat kamu Kodok. Dunia ini mudah ditipu. Maka, lakukanlah sebuah tipuan untuk membuat orang menjadi tertarik padamu. Menipulah dengan cerdas,” jelas paman Han.  Sang Kodok diberi bekal ilmu tipu menipu  sampai menjadi lihai. Hingga suatu hari, dia pun kembali ke negerinya.  Sebelum pergi dari negeri  paman Han, sang Kodok dibekali sebuah tongkat katanya tongkat nabi Musa.

**

Di Pasar Cebongan, sang Kodok mulai beraksi. Sejak kembali ke negeri fabelindo, sang Kodok memiliki banyak teman.  Ilmu menipu dari paman Han cukup mempesona banyak kalangan. Kodok pun mulai menjual pengobatan di suatu pasar. 

“Ibu ibu, bapak bapak, anak anak semua. Kalau punya penyakit menahun tidak sembuh sembuh, silakan datang ke sini.  Saya membawa obat dari hutan di negeri paman Han. Saya juga punya tongkat nabi Musa, yang bisa menyembuhkan  bahkan menghidupkan orang mati.” Teriak sang Kodok.

Dalam sekejab, semua warga berkumpul. Seekor ayam jantan, mengeluh tidak dapat berjalan, karena stroke. Padahal usianya masih muda.

“Saya sakit stroke, Kodok sakti,” kata sang Ayam Jantan.

Sang kodok pun merapal ilmunya dan mengetukkan tongkatnya  ke kaki, dan tubuh ayam itu. Sang Ayam diminta meminum satu obat yang dibawa sang Kodok. Tiba tiba saja, sang ayampun bangkit dan berjalan seperti biasa. Dia pun berteriak teriak, dengan semangat. Lalu berlari, dan menghilang di antara kerumunan hewan hewan yang semakin banyak yang datang. Melihat kesaktian sang Kodok, semua terkesima.  Semua hewan yang hadir, membeli obat dari sang Kodok. Termasuk, Harimau, buaya dan Kura kura.

Kehebatan sang Kodok akhirnya dikenal ke seantero negeri.  Dalam sekejab, sang Kodok yang dulu buduk, kini menjadi kodok terkenal.  Penjualan obatnya sudah semakin meluas. Rejekinya bukan lagi rupiah, kini sang Kodok berpenghasilan dollar.  Obat hasil ramuan dari ilmu paman Han, sudah dijual ke manca Negara.  Begitu kaya nya, sang Kodok pun menjadi orang berpengaruh.

Padahal, semua hanya tipu muslihat. Semua yang diobati sang Kodok, adalah teman temannya sendiri. Jadi dia menipu semua hewan yang sakit menggunakan trik pura pura sakit. Padahal semua sudah di setting.  

Menjadi terkenal saja ternyata tidak cukup. Sang Kodok iggin berkuasa, juga ingin memiliki banyak harta. Ia pun berharap bisa menjadi raja hutan, dan mendapatkan lebih banyak harta.  Sang Kodok pun kembali menemui  paman Han.

“Wahai, paman. Aku ingin benar benar sehat. Tidak budukan. Jadi tidak usah pake baju ini lagi. Juga ingin berkuasa dan banyak harta,” pinta  sang Kodok.

“Kodok, kodok. Apakah yang kau dapatkan sekarang  tidak cukup?” tanya paman Han.

“Belum, paman. Aku ingin jadi raja hutan,” kata Kodok.

“Baiklah, kodok. Kamu naiklah pada jembatan di atas sungai itu. Hanya ada tiga permintaan yang akan dikabulkan. Tidak boleh tergelincir. Kalau kamu tergelincir dan jatuh ke sungai maka kamu akan menghilang selamanya,” kata Paman Han.

Singkat cerita, sang Kodok pun mulai menapaki jembatan itu.  Begitu mulai menyeberangi sungai. Tepat ditengah tengah jembatan ia pun meminta, agar buduknya hilang. Luar biasa. Dia tidak lagi budukan. Badannya bersih. Dia pun gembira dan menari nari. Dia ingat masih ada beberapa permintaan. Antara kekuasaan dan harta. Dia segera meminta harta yang banyak. Maka ia pun memilih meminta harta emas, dan berlian.

“Aku ingin kaya raya. Berilah aku emas, intan dan berlian,” begitu kata sang Kodok.

Dalam sekejap, jembatan itu pun dipenuhi oleh emas, intan dan berlian seperti yang diminta sang Kodok. Saking banyaknya, sang Kodok pun tertimpa emas, intan dan berlian itu. Hingga jembatan itu pun ambruk. Sang Kodok jatuh ke dalam sungai.  Ia pun terbawa arus sungai. Tenggelam dan tidak pernah muncul kembali. Sungai itu menelannya bulat bulat. Sang Kodok pun menghilang ditelan sungai, sebelum sempat menyebutkan permohonan ketiganya. END

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun