Dalam sekejab, semua warga berkumpul. Seekor ayam jantan, mengeluh tidak dapat berjalan, karena stroke. Padahal usianya masih muda.
“Saya sakit stroke, Kodok sakti,” kata sang Ayam Jantan.
Sang kodok pun merapal ilmunya dan mengetukkan tongkatnya ke kaki, dan tubuh ayam itu. Sang Ayam diminta meminum satu obat yang dibawa sang Kodok. Tiba tiba saja, sang ayampun bangkit dan berjalan seperti biasa. Dia pun berteriak teriak, dengan semangat. Lalu berlari, dan menghilang di antara kerumunan hewan hewan yang semakin banyak yang datang. Melihat kesaktian sang Kodok, semua terkesima. Semua hewan yang hadir, membeli obat dari sang Kodok. Termasuk, Harimau, buaya dan Kura kura.
Kehebatan sang Kodok akhirnya dikenal ke seantero negeri. Dalam sekejab, sang Kodok yang dulu buduk, kini menjadi kodok terkenal. Penjualan obatnya sudah semakin meluas. Rejekinya bukan lagi rupiah, kini sang Kodok berpenghasilan dollar. Obat hasil ramuan dari ilmu paman Han, sudah dijual ke manca Negara. Begitu kaya nya, sang Kodok pun menjadi orang berpengaruh.
Padahal, semua hanya tipu muslihat. Semua yang diobati sang Kodok, adalah teman temannya sendiri. Jadi dia menipu semua hewan yang sakit menggunakan trik pura pura sakit. Padahal semua sudah di setting.
Menjadi terkenal saja ternyata tidak cukup. Sang Kodok iggin berkuasa, juga ingin memiliki banyak harta. Ia pun berharap bisa menjadi raja hutan, dan mendapatkan lebih banyak harta. Sang Kodok pun kembali menemui paman Han.
“Wahai, paman. Aku ingin benar benar sehat. Tidak budukan. Jadi tidak usah pake baju ini lagi. Juga ingin berkuasa dan banyak harta,” pinta sang Kodok.
“Kodok, kodok. Apakah yang kau dapatkan sekarang tidak cukup?” tanya paman Han.
“Belum, paman. Aku ingin jadi raja hutan,” kata Kodok.
“Baiklah, kodok. Kamu naiklah pada jembatan di atas sungai itu. Hanya ada tiga permintaan yang akan dikabulkan. Tidak boleh tergelincir. Kalau kamu tergelincir dan jatuh ke sungai maka kamu akan menghilang selamanya,” kata Paman Han.
Singkat cerita, sang Kodok pun mulai menapaki jembatan itu. Begitu mulai menyeberangi sungai. Tepat ditengah tengah jembatan ia pun meminta, agar buduknya hilang. Luar biasa. Dia tidak lagi budukan. Badannya bersih. Dia pun gembira dan menari nari. Dia ingat masih ada beberapa permintaan. Antara kekuasaan dan harta. Dia segera meminta harta yang banyak. Maka ia pun memilih meminta harta emas, dan berlian.