Mohon tunggu...
Ranoldus Tangke
Ranoldus Tangke Mohon Tunggu... -

Seorang yang senang menulis, fotografi, dan bermusik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masih Tanya Lagi?!!

23 Februari 2016   15:01 Diperbarui: 24 Februari 2016   01:31 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 “Saya masih tidak mengerti. Maksudnya?”

Tiba-tiba Sati memotong pembicaraan, “Aduh! Nanti bukti itu kamu kasih ke bagian keuangan terus mereka akan kasih kwitansi buat bukti kalau kamu sudah bayar jadi kamu bisa ikut ujian. Masih tanya lagi?!! Iihhh!”

Lalu ia terdiam. Sati dan Zola pun terdiam. Ekspresi itu seketika terekam dalam otak ia bak kamera yang menangkap gambar dengan cepat menyimpannya dalam memori. Warna, cahaya, bentuk, dan tiap lekukan garis terbentuk dengan jelas. Setiap orang yang melihat pasti langsung tahu makna dari ekspresi itu. Segera ia berpamitan dengan mereka berdua untuk pulang.

Ia pulang dan bertanya dalam benak, “Apa yang salah dengan kurang paham? Bukankah wajar orang bertanya jika tak paham? ANEH TAPI NYATA.”

Tapi kata Sati, “Orang banyak tanya itu artinya bodoh. Bertanya hanya akan membuat kamu gampang dibodohi orang lain.”

Kalimat itu terus ia ingat, sampai suatu hari.

* * *

Masih dengan ia yang duduk di taman Vanda. Ia pun tersenyum, mengingat kembali juga kejadian di mall Artha.

Tak terasa pertemanan mereka semakin luas, teman semakin banyak. Sore itu, mereka pergi ke mall bersama seorang teman baru bernama Prabu. Kulit sedikit berwarna cokelat dan logat Jogja yang masih kental. Dia adalah teman baru yang asyik.

Mereka telah di mall. Sekedar berjalan dan cuci mata. Sesekali Sita tak tahan untuk membeli pakaian. Sekian lama berjalan akhirnya perut mereka mulai keroncongan. Tujuan pun mantap pada food court di mall itu. Buku menu datang, mereka mulai memilih menu setelah sekian lama. Yang dipilih bukan makanan apa yang enak, tapi makanan apa yang enak dan harganya tidak membuat dompet menjerit. Ide klasik Mahasiswa.

Sembari menunggu hidangan datang, mereka bercakap-cakap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun