Mohon tunggu...
Rani Febrina Putri
Rani Febrina Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate, Bachelor of Food Technology | Fiction Enthusiast |

Penyuka fiksi dalam puisi, cerpen, dan novel. Hobi belajar dari buku-buku yang dibaca, orang-orang yang ditemui, lagu-lagu yang didengar, dan tempat-tempat yang dikunjungi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Alat Penjelajah Waktu

29 Oktober 2023   19:43 Diperbarui: 2 November 2023   00:06 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagai permasalahan tersebut berbaris rapi membawa bom yang kapanpun bisa meledak, menghancurkan negeri ini perlahan atau secepat kilat. 

Sudah 78 tahun Indonesia merayakan kemerdekaannya, namun tiada berarti semua perubahan yang ditargetkan dan diharapkan oleh semua elemen masyarakat di bumi pertiwi.

Tetapi Maria harus bagaimana? Ambisinya adalah berkuliah di universitas ternama agar segala proses belajar, bertumbuh, dan berkembangnya dapat terfasilitasi dengan baik. Ia berpikir hanya di universitas ternama saja semua mimpi dan tekadnya untuk Indonesia bisa dijembatani dengan baik.

"Nggak harus universitas bergengsi, Maria. Kuliah di universitas swasta juga banyak yang bagus. Tidak peduli kamu belajar di mana, asalkan kamu tetap belajar dan bertumbuh, memanfaatkan fasillitas dan kesempatan yang ada, pasti kamu bisa. Berlian di tengah pasir pun tetap berlian kan?"

Ayahnya akhirnya berbicara membuyarkan lamunan Maria. Lelaki paruh baya berkumis tebal dan berkacamata minus lima itu menutup koran yang dibacanya, lalu berjalan ke arah anak perempuan sulungnya.

"Kamu percaya perjalanan waktu?"

Maria menggeleng lesu. Tidak tertarik. Ia berpikir hiburan apa lagi yang akan ayahnya berikan takkan mampu menjernihkan pikirannya sekarang.

"Kamu harus melakukan perjalanan waktu ke tahun 2045. Mungkin kamu akan menemukan jawaban apakah kamu harus menyerah sekarang atau berusaha mencari alternatif lain untuk tetap berkuliah," lanjut ayahnya.

Maria melirik penuh selidik, meskipun pikirannya masih ruwet. Ayahnya berkata lagi, "Ini. Benda yang bisa membuat kita melakukan perjalanan waktu."

Maria kini menatap ayahnya sepenuhnya. Perhatiannya akhirnya berhasil teralihkan karena ayahnya benar-benar membawa sesuatu di tangannya yang dipegang dengan erat seolah itu barang penting. The time machine.

"Maria akan mencobanya kalau begitu," ujar Maria akhirnya memutuskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun