Mohon tunggu...
Rani Febrina Putri
Rani Febrina Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate, Bachelor of Food Technology | Fiction Enthusiast |

Penyuka fiksi dalam puisi, cerpen, dan novel. Hobi belajar dari buku-buku yang dibaca, orang-orang yang ditemui, lagu-lagu yang didengar, dan tempat-tempat yang dikunjungi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Jakarta dan Para Sahabatnya

16 September 2023   14:00 Diperbarui: 9 November 2024   16:00 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber: pexels.com/AlifiaHarina

Aku berpikir sejenak. Sekarang memang akulah sahabat yang sedang hangat dibincangkan orang-orang. Aku muncul di mana-mana, seperti halnya banjir. 

Bahkan berita teratas di laman-laman situs koran online juga selalu terpampang namaku pada setiap headline yang mereka tulis. Para wartawan dan jurnalis, berlomba-lomba meliput dan menulis artikel tentang persahabatanku dengan Jakarta yang kian booming akhir-akhir ini. 

Entahlah, mungkin sahabat Jakarta yang lain merasa iri, tidak peduli, atau justru senang karena mereka akhirnya bisa bersembunyi untuk sementara ini, sedangkan aku yang akan tampil menunjukkan Jakarta pada dunia. 

Kudengar, namaku sudah sampai di luar negeri, banyak yang mengenal dan mengakui persahabatanku dengan Jakarta. 

Tetapi, mereka membicarakan keburukan antara kami, menunjukku sebagai penyebab keburukan itu. Lama-lama aku muak disalah-salahkan. Padahal aku tidak datang di kehidupan Jakarta dengan sengaja, tetapi Jakarta yang mengundangku.

"Biarkan aku pergi, Jakarta. Persahabatan kita toxic. Hanya menyakiti satu sama lain. Bahkan menyakiti pihak-pihak di luar kita."

"Aku tahu."

"Lantas?"

Jakarta terdiam.

"Persahabatan kita tak ada gunanya. Hanya menghadirkan kesedihan, kebencian, kesengsaraan, dan banyak hal buruk lain," kataku dengan raut muka tertekuk.

"Tidak. Kau ada gunanya, Polusi," ujar Jakarta sambil menyebut namaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun