Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Paradoks Kebahagiaan: Mengapa Kebahagiaan Semakin Menjauh Saat Dikejar?

2 Agustus 2024   14:13 Diperbarui: 6 Agustus 2024   05:54 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang yang selalu mengejar kebahagiaan dalam hidupnya. | Foto: Pexels.com/James Gana

Bagaimana sikap dan perspektif kita dalam menyikapi suatu masalah dan keadaan akan memberi dampak pada hasil akhirnya. Bayangkan jika kita terus-menerus memikirkannya sebagai sebuah ketidak beruntungan atau nasib buruk dan terus-menerus bersedih lalu menutup diri dari pergaulan dan terus menyalahkan keadaan atau orang lain. 

Hasil yang didapat adalah kesehatan mental yang terganggu, hubungan sosial memburuk dan nasib pun tidak membaik. Jadi fokuslah pada hal-hal positif yang kita dimiliki dan teruslah berusaha.


****

Paradoks kebahagiaan mengajarkan kita bahwa kebahagiaan tidak bisa dicapai dengan terus menerus mengejarnya. Sebaliknya, kebahagiaan sering kali datang sebagai efek samping atas berbagai tindakan yang kita lakukan seperti membantu sesama, membangun hubungan yang kuat hingga penderitaan.

Setiap dari kita memiliki time line hidup dan kebahagiannya sendiri-sendiri dan tidak pernah ada yang sempurna di dunia ini. Ada fase dalam hidup yang merupakan berkah yang patut disyukuri dan sebagian lainnya adalah tantangan yang akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun