Memiliki kendali penuh atas keuangan sendiri jauh lebih baik dan menjadi pilihan. Sehingga lebih memilih melajang demi mempertahankan kemandirian dan menghindari potensi konflik keuangan dalam pernikahan.Â
6. Kebebasan Menentukan Pilihan Hidup
Memilih untuk menunda atau tidak menikah karena mereka menghargai kebebasan dalam menentukan otonomi hidupnya. Pernikahan adalah komitmen seumur hidup dan dapat menimbulkan saling ketergantungan yang mungkin tidak sejalan dengan tujuan dan gaya hidup mereka.
Pasangan yang posesif dan pencemburu akan berusaha untuk mendominasi dan mengekang pasangannya. Keputusan harus melalui persetujuan dan kesepakatan bersama walaupun akhirnya salah satu pihak yang harus mengalah.Â
Dengan tetap melajang mereka dapat mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan bersama dan mempertahankan kendali atas urusan pribadi dan keuangan. Mempunyai hak untuk menentukan dan menjalani kehidupan sosialnya sendiri.Â
7. Menjadi Tulang Punggung Keluarga
Tugas dan tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga tidak hanya terbatas pada aspek finansial, tetapi termasuk juga aspek emosional dan mental. Seperti kewajiban menyekolahkan adik-adiknya sampai lulus, memenuhi kebutuhan keluarga dan merawat orang tua yang sakit atau lanjut usia.Â
Mereka lebih memprioritaskan kebutuhan dan kesejahteraan keluarga mereka di atas kebutuhan pribadi mereka sendiri. Hal tersebut membuat sulit untuk memikirkan dalam membangun kehidupan baru dengan pasangan beserta tanggung jawab tambahan yang mengikuti.
Menunda menikah karena menjadi tulang punggung keluarga bukanlah keputusan yang mudah, tetapi sering kali merupakan pilihan yang dibuat karena rasa cinta dan tanggung jawab terhadap keluarga.
8. Perubahan Konsep Kebahagiaan dan Kesempurnaan Hidup
Norma sosial terkait pernikahan telah berubah seiring waktu. Sebagian orang meyakini bahwa pernikahan bukan satu-satunya sumber kebahagiaan dan standart kesempurnaan hidup.Â