Awalnya, saya mengira malam ini akan menjadi langkah manis bagi kami berdua. Nampaknya takdir tengah berkonspirasi dengan langit malam, alih-alih menunjukkan keindahan melalui jendela megah ini hanya sebagai pengalih perhatian ihwal kenyataan pahit yang akan saya ungkap.
Nona Muda suka duduk di jendela, pamit. Ratusan tahun kemudian saya masih berdiri merenungkan kejadian itu. Walaupun raga saya sudah tidak ada, rasa kehilangan itu ternyata masih menetap hingga detik ini.
Sekarang Batavia berubah menjadi Jakarta. Gedung ini beralih fungsi sebagai museum nasional. Tak ada lagi warna biru di bawah merah putih.
Jendela ini akan selamanya menjadi saksi bisu dari kisah antara kau dan saya.Â
Kani Swastika. Saya rindu.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H