Sepertinya perempuan itu akan merawat bapak selama saya pergi, berlebihan apabila memikirkanya terus-terusan. Saya juga tidak sabar membonceng gadis manis itu dengan sepeda saya ini
Kemudian pergilah pemuda itu tanpa sempat menguburkan jasad ayahnya. Lagi pula tanah disana bukan tanah yang benar2 benar tanah, batin pemuda itu. Tak dapat mengubur jasad, bau busuknya juga akan tersamar dengan bau-bauan lain yang lebih dulu tinggal.
              Â
                                          **
Benar katamu pak, untung saya pindah dari tempat terkutuk itu. Tidak salah yang bapak bilang dulu
" Salah satu cara untuk tetap bertahan hidup adalah dengan cara menerima kenyataan hidup dengan keikhlasan"
Setelah saya menerima lelah dengan ikhlas, saya malah tidak lelah lagi.
Saya sudah kawin sekarang pak, tentu dengan gadis yang saya ceritakan padamu. Mas kawinnya sepeda bekas saya itu. Bapaknya senang dengan sepeda bekas
Omong-omong menantumu senang dengan tempat barunya ini, Kami akan menjadi tuan sebentar lagi. Disini sampahnya masih sedikit, belum sampai bergunung-gunung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H