Mohon tunggu...
Rangga Aris Pratama
Rangga Aris Pratama Mohon Tunggu... Buruh - ex nihilo nihil fit

Membaca dan menulis memiliki kesatuan hak yang sama, seperti hajat yang harus ditunaikan manusia setelah makan dengan pergi ke toilet setiap pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Keberanian untuk Aling

17 Maret 2022   09:49 Diperbarui: 7 April 2022   14:41 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://1cak.com/1966088

Kusno selalu ingin menjadi nomor satu diantara yang lain dan tidak mau diungguli oleh siapapun, jika ada yang unggul jauh diatasnya, dia akan berdalih bahwa baginya itu membosankan sampai orang tidak punya celah mencelanya.

Dan menyoal aling tentu menjadi prioritasnya jauh melebihi yang lain.

Saya buntuti kusno yang sedang dibonceng sepeda oleh masmusso. Kalo ada satu orang yang mampu menggagalkan aksi saya mengungkap jati diri kusno, masmusso lah orangnya, dia selalu berdampingan dengan kusno kemana-mana.

Dia juga langganan rangking di kelas, tapi saya tidak cukup bodoh untuk ditipu. Selama ini masmusso hanya mendompleng kusno dalam belajar dan ujian.

Tidak heran kusno menurut memeberikan kunci jawaban, lha wong badan masmusso tinggi besar dan terkenal tegel memukul kearah muka, kusno jelas malu terlihat jelek, lebih baik masmusso dirawatnya, siapa tahu perlu juru pukul dimasa depan

Setelah sampai rumah kusno, nyatanya dugaan saya terbukti benar, sarung saya bahkan masih dijemur tanpa tedeng aling-aling sama sekali.

Saya menunggu masmusso berlalu untuk kemudian menangkap basah kusno dan melaporkannya pada aling tentang perbuatan keji-nya memfitnah saya. Saya tidak repot jika dipermalukan dihadapan orang-orang, tapi saya tidak mau kehilangan muka di hadapan aling. Dengan berbuat demikian itu sama saja kusno telah mengirim saya pada hukuman mati.

                                       ***

Besok sudah tiba hari lebaran, hari ini saya akan tuntaskan puasa saya di tahun ini.

Takbir mulai berkumandang disana-sini, ada yang pelan ada yang keras, sepertinya yang pelan itu, lantaran jaraknya terlampau jauh. 

Seperti juga aling yang tetap menjauh dari saya. Saya belum berani menemuinya langsung, belum mengungkapkan kebenaran itu pada aling.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun