Kusno selalu ingin menjadi nomor satu diantara yang lain dan tidak mau diungguli oleh siapapun, jika ada yang unggul jauh diatasnya, dia akan berdalih bahwa baginya itu membosankan sampai orang tidak punya celah mencelanya.
Dan menyoal aling tentu menjadi prioritasnya jauh melebihi yang lain.
Saya buntuti kusno yang sedang dibonceng sepeda oleh masmusso. Kalo ada satu orang yang mampu menggagalkan aksi saya mengungkap jati diri kusno, masmusso lah orangnya, dia selalu berdampingan dengan kusno kemana-mana.
Dia juga langganan rangking di kelas, tapi saya tidak cukup bodoh untuk ditipu. Selama ini masmusso hanya mendompleng kusno dalam belajar dan ujian.
Tidak heran kusno menurut memeberikan kunci jawaban, lha wong badan masmusso tinggi besar dan terkenal tegel memukul kearah muka, kusno jelas malu terlihat jelek, lebih baik masmusso dirawatnya, siapa tahu perlu juru pukul dimasa depan
Setelah sampai rumah kusno, nyatanya dugaan saya terbukti benar, sarung saya bahkan masih dijemur tanpa tedeng aling-aling sama sekali.
Saya menunggu masmusso berlalu untuk kemudian menangkap basah kusno dan melaporkannya pada aling tentang perbuatan keji-nya memfitnah saya. Saya tidak repot jika dipermalukan dihadapan orang-orang, tapi saya tidak mau kehilangan muka di hadapan aling. Dengan berbuat demikian itu sama saja kusno telah mengirim saya pada hukuman mati.
                    ***
Besok sudah tiba hari lebaran, hari ini saya akan tuntaskan puasa saya di tahun ini.
Takbir mulai berkumandang disana-sini, ada yang pelan ada yang keras, sepertinya yang pelan itu, lantaran jaraknya terlampau jauh.Â
Seperti juga aling yang tetap menjauh dari saya. Saya belum berani menemuinya langsung, belum mengungkapkan kebenaran itu pada aling.