Nyatanya itu semua hanya omong kosong seperti udara yang mengisi sebuah balon, diluar tampak indah berwarna-warni padahal sebenarnya kosong tak ada isi.
“ Yang sabar ya nek, kusuma juga. Tetep semangat belajar.” Kata bu guru sambil bersalaman
“ Terimakasih bu guru, masih ada orang baik dan jujur seperti bu guru di negeri ini, semoga bu guru dan keluarga selamat dunia akhirat, orang baik mendapat ganjar-an baik sebaliknya juga sama”
Doa-doa di rapalkan oleh nenek kusumawardhani mengiringi kepulangan bu guru
“ Amin..” saut kusumawardhani mengiringi suara sepeda motor ibu gurunya yang melipir menjauh.
Terlihat kusumawardhani menitikan air mata, barangkali itu adalah momen terdekatnya dengan sosok seorang ibu.
Ia tak ingin ibu gurunya itu pergi, ia ingin menahan ibu gurunya itu tetap dirumahnya selamanya, tapi ia sadar bahwa ibu gurunya juga memiliki keluarga dan sebagai seorang manusia ia tidak boleh serakah dan memaksakan kebahagiaan untuk dirinya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H