Mohon tunggu...
Rangga Aris Pratama
Rangga Aris Pratama Mohon Tunggu... Buruh - ex nihilo nihil fit

Membaca dan menulis memiliki kesatuan hak yang sama, seperti hajat yang harus ditunaikan manusia setelah makan dengan pergi ke toilet setiap pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Kusumawardhani

22 Februari 2022   00:07 Diperbarui: 19 Maret 2022   12:23 2403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
istockphoto-897516772-612x612

“ Oh iya, nenek tinggal sebentar ya ” kata sang nenek sambil berlalu pergi menghampiri ibu guru yang masih ada di atas sepeda motornya.

“ Ibu guru, saya mau bertanya mengenai kusumawardhani ” kata sang nenek tanpa basa-basi.


“ Iya bu, saya tahu masalah itu dan saya minta maaf karena tidak mampu berbuat apa-apa. Bu, lebih baik nanti kita bicarakan masalah kusuma sepulang sekolah saja ya,  saya janji akan datang kerumah ibu.”

Jawab ibu guru buru-buru ingin mengakhiri percakapan. Dari gerak-geriknya terkesan bahwa ibu guru takut terhadap seseorang dan berhati dalam berucap.

“ Kue-kue kusumawardhani biar saya beli semuanya saja.”

Kata ibu guru menambahi, ibu guru tampak merenung dan merasa bersalah.

“ Alhamdulillah, terimakasih banyak bu guru, kalau begitu saya tunggu dirumah ya, saya nitip kusuma” Pesan nenek kusumawardhani mengakhiri percakapan mereka.

Sang nenek kemudian menghampiri kusumawardhani dan berpamitan padanya sambil memberikan kardus berisi kue-kue itu kepada ibu guru.

Siang hari-nya kusumawardhani diantar pulang oleh ibu guru.  Neneknya menunggu di depan pintu sambil duduk, ia terlihat cemas namun memancarkan kepercayaan pada matanya.

Bu guru itu menepati janjinya, bahkan berbaik hati mengantar cucunya pulang. Walau tidak tampak cemas, kusumawardhani masih terlihat memikirkan sesuatu.

Siang itu untuk pertama kalinya kusumawardhani memiliki teman makan semeja selain neneknya, ibu gurunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun