"Ayo, kita bereskan semua hari ini, Lilian!"
Ocean yang benar-benar naik pitam karena menghilangnya Emily dan kepergian diam-diam adiknya, sekarang sudah tak tahan lagi dengan semua yang terjadi. Bersama Lilian ia bergegas menuju paviliun Hannah bersama semua penjaga yang tersisa.
Jejak-jejak lumpur kering dan darah semakin menguatkan telah terjadi sesuatu yang mengerikan di paviliun tua itu.
Di tempat kejadian perkara, dua tubuh bertumpang tindih. Kelihatan sekali yang satu mencoba membunuh yang lain. Dengan hati-hati sekali, Lilian yang bersarung tangan medis mendekati dan perlahan menyingkirkan sosok kurus tinggi bertubuh kecoklatan dari atas tubuh Hannah.
"Astaga. Mereka berdua sudah mati. Ini Zeus, ayahmu. Dan Hannah juga sudah mati!"
Ocean tak tahu haruskah sedih atau gembira dengan kematian kedua orang ini, Hannah dan Zeus.
'Ayah kami sendiri. Entahlah, aku tak tahu harus bagaimana. Kami bukannya tak berduka, hanya saja begitu bingung saat ini. Nyawa kami pun masih dalam bahaya, apalagi besok adalah hari dimana kami akan berulangtahun yang ke-23...'
Tak ingin melakukan otopsi, segera dititahkannya Lilian beserta beberapa pegawai untuk membersihkan jenazah ayahnya dan Hannah, si wanita tua yang sempat begitu membenci mereka semua.
Lilian melaksanakannya. Mereka bekerja terburu-buru memasukkan tubuh-tubuh yang sudah bersih dan diberi pakaian terakhir mereka untuk dibaringkan ke dalam dua peti jenazah dan dimakamkan kemudian.
"Ayah, baru sekarang kuburan kosongmu akan benar-benar terisi. Apakah kau 'sosok monster' yang waktu itu di Lorong Bawah Tanah diam-diam memberikanku makanan? Bila benar begitu, terima kasih, Ayah, kurasa, selamat jalan..." demikian monolog lirih Ocean sambil menatap jenazah ayahnya yang terbaring diam di dalam peti.
Ia segera keluar dari ruang persemayaman jenazah, pergi entah kemana.