Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 107: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

23 Agustus 2023   12:04 Diperbarui: 23 Agustus 2023   12:30 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

"Ayo, kita bereskan semua hari ini, Lilian!"

Ocean yang benar-benar naik pitam karena menghilangnya Emily dan kepergian diam-diam adiknya, sekarang sudah tak tahan lagi dengan semua yang terjadi. Bersama Lilian ia bergegas menuju paviliun Hannah bersama semua penjaga yang tersisa.

Jejak-jejak lumpur kering dan darah semakin menguatkan telah terjadi sesuatu yang mengerikan di paviliun tua itu.

Di tempat kejadian perkara, dua tubuh bertumpang tindih. Kelihatan sekali yang satu mencoba membunuh yang lain. Dengan hati-hati sekali, Lilian yang bersarung tangan medis mendekati dan perlahan menyingkirkan sosok kurus tinggi bertubuh kecoklatan dari atas tubuh Hannah.

"Astaga. Mereka berdua sudah mati. Ini Zeus, ayahmu. Dan Hannah juga sudah mati!"

Ocean tak tahu haruskah sedih atau gembira dengan kematian kedua orang ini, Hannah dan Zeus.

'Ayah kami sendiri. Entahlah, aku tak tahu harus bagaimana. Kami bukannya tak berduka, hanya saja begitu bingung saat ini. Nyawa kami pun masih dalam bahaya, apalagi besok adalah hari dimana kami akan berulangtahun yang ke-23...'

Tak ingin melakukan otopsi, segera dititahkannya Lilian beserta beberapa pegawai untuk membersihkan jenazah ayahnya dan Hannah, si wanita tua yang sempat begitu membenci mereka semua.

Lilian melaksanakannya. Mereka bekerja terburu-buru memasukkan tubuh-tubuh yang sudah bersih dan diberi pakaian terakhir mereka untuk dibaringkan ke dalam dua peti jenazah dan dimakamkan kemudian.

"Ayah, baru sekarang kuburan kosongmu akan benar-benar terisi. Apakah kau 'sosok monster' yang waktu itu di Lorong Bawah Tanah diam-diam memberikanku makanan? Bila benar begitu, terima kasih, Ayah, kurasa, selamat jalan..." demikian monolog lirih Ocean sambil menatap jenazah ayahnya yang terbaring diam di dalam peti.

Ia segera keluar dari ruang persemayaman jenazah, pergi entah kemana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun