Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 94)

9 Mei 2023   15:19 Diperbarui: 9 Mei 2023   15:45 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Astaga! Kalian datang untuk kami!" Grace menengadah dan tangisnya kembali meledak, "Maafkan kami, Papa Orion! Kami tak bisa berpikir panjang, sungguh sangat ceroboh! Kami sangat takut!"

Leon yang biasanya membandel kali ini turut meneteskan air mata, tubuhnya gemetaran menahan emosi.

Ternyata Orion, Rani dan Lady Magdalene dari kejauhan telah melihat apa yang terjadi. Berboncengan bertiga dari mansion Brighton, mereka berhasil menemukan kedua remaja Delucas namun tak langsung mendekat. Orion sadar kedua anak itu 'perlu diberi sedikit pelajaran' agar lain kali lebih berhati-hati!

Tak lama, kelimanya berkumpul kembali dan saling berpelukan melepaskan semua kelegaan sekaligus rasa penyesalan.

"Kalian baik-baik saja? Maaf lama menunggu, kami sempat mengalami beberapa kesulitan di kota dan di mansion Brighton!" ungkap Rani lega.

"Syukurlah kalian tak apa-apa! Kalian tak bersalah, Ini semua gara-gara kelengahanku!" Mag juga menangis haru, merasa gagal dalam mengawasi.

"Tidak, Ma'am! Anda tak bersalah! Kami yang nakal, sudah berani pergi diam-diam dari mansion Brighton! Kami sungguh bodoh dan kurang sabaran! Kumohon, Papa Orion, jangan laporkan perbuatan kami kepada mama, ya!" Leon memohon, sungguh tak ingin lagi mengalami kejadian seperti tadi, "We'll never repeat that again, we promise!"

"Sudahlah, kuperiksa dulu sepeda motormu, Leon, semoga bisa jalan lagi..." Orion tak ingin mereka berlama-lama di sana, "Si kakek malang ini memang sudah 'dibersihkan', tetapi kita tak tahu apakah 'rekan-rekannya' akan menyusul kita atau tidak. Sekitar mansion Brighton sudah tak lagi aman!"

"Ya, nyaris dikuasai para makhluk mengerikan itu! Sayang sekali..." Mag merinding mengingat pengalaman pertamanya.

"Sudahlah, Ma. Nanti kita bisa kembali untuk membersihkan semuanya, jangan khawatir, semua pintu gerbang terkunci, mereka takkan bisa masuk ke dalam!" Orion berdiri sambil menggelengkan kepala. Ternyata sepeda motor sport Leon belum dapat diperbaiki. "Leon, Grace, kita tuntun saja motormu ini kembali ke pintu rahasia, hanya sekitar sepuluh menit perjalanan dari sini, bukan? Jangan khawatir, aku, mama dan Rani mendampingi kalian!"

Orion menjemput sepeda motornya sendiri, lalu kembali ke rombongan. Berlima mereka berjalan perlahan-lahan, sesekali menoleh untuk memastikan aman dari 'susulan' para zombie.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun