Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 90)

8 Mei 2023   08:01 Diperbarui: 8 Mei 2023   08:12 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Keluargaku sudah tiada. Ibu, ayah, kakak. Mereka mati. Aku satu-satunya yang tersisa. Aku... butuh... bantuan... Tolong aku!"

Rani terpana, membeku ketakutan, Orion juga menatap iba hingga lupa bahwa anak yang mencoba berdialog itu sebenarnya...

"Orion, lihat matanya, ia sudah tiada. Ia sudah bereanimasi!" Rani mencoba menyadarkan suaminya. Diremasnya perlahan lengan Orion.

Pemuda itu nyaris meneteskan air mata, teringat kepada Russell yang gagal ia tolong dan mati, "Tetapi Rani, ia hanya seorang anak! Masih bisakah kita menolongnya, membawanya pulang agar diobati dokter Kenneth? Masih adakah harapan?"

Rani menggeleng, "Tidak... tak ada yang bisa kita lakukan! Mari segera ke sepeda motor!"

Anak itu maju.

"Cepat!" Rani segera menarik lengan Orion. Tetapi zombie praremaja itu juga cukup sigap. Ia sudah berada di depan pasangan yang masih terpaku di depan pintu! Kedua tangannya menggapai-gapai, sedikit lagi akan menyentuh wajah Orion. Dalam keremangan cahaya rembulan di balik kaca etalase, jelas jika ia sudah melewati tahap yang Russell lalui!

Di luar dugaan, Rani sigap merebut bet kasti dari tangan Orion. Apa yang terjadi berikutnya nyaris tanpa suara, namun cukup mendirikan bulu roma.

Buk, buk, buk!

Zombie yang hanya sedikit berusia di bawah Grace itu roboh di bawah kaki Orion. Kepalanya remuk. Tak ada lagi waktu untuk penyesalan, sebaliknya kelegaan luar biasa melanda si pemuda.

"Astaga! Kau baru saja menyelamatkan nyawaku, terima kasih banyak!" Orion seperti tersentak dari mimpi buruk, "Sekarang mari kita keluar dari sini sebelum kawanannya datang!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun