Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 73-74)

13 Maret 2023   06:45 Diperbarui: 13 Maret 2023   08:02 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi desain pribadi

"Astaga! Mengapa Kenneth harus menggunakan genset di Lab Barn secepat ini?" Lady Rosemary tampak gelisah dan marah-marah kepada beberapa stafnya, termasuk Henry Westwood sang kepala pelayan.

"Maaf, Milady, menurut beliau, listrik Lab Barn tak boleh sampai padam! Tiba-tiba saja semua kelistrikan kompleks mati dan kita belum tahu penyebabnya. Saya rasa pembangkit tenaga listrik cabang Everopa di Chestertown telah jatuh! Jadi semua persediaan bahan bakar kita harus digunakan jika ingin pagar-pagar listrik tetap menyala!" Henry mencoba memberi penjelasan.

"Suplai bahan bakar genset kita termasuk cadangannya hanya akan cukup untuk beberapa bulan saja jika listrik terus dinyalakan selama 24 jam! Main Mansion juga harus tetap memiliki listrik, aku tak mau bangunan kita di malam hari jadi puri tua gelap menyeramkan seperti di film-film horor! Jadi, Lab Barn itu menurut kalian masih jauh lebih penting daripada kediamanku dan tempat tinggal kita semua?" Lady Rose belum selesai memuntahkan kekesalannya.

"Jangan khawatir, Milady. Jika terpaksa, kami akan bentuk pasukan darurat untuk keluar mencari bahan bakar tambahan di Chestertown, walau mungkin sudah tak ada toko atau agen yang menjualnya!"

Belum selesai rapat darurat itu, tetiba di kejauhan terdengar dua letusan senjata api...

***

"Si-siapa di sana?"

Rani merasa lututnya gemetaran. Dipeluknya diri sendiri seolah mencoba melindungi tubuh dari tembakan berikutnya. Suara tembakan itu sangat dekat hingga dikiranya dirinyalah yang baru saja menjadi sasaran. Tetapi bukan! Suara gemerisik di luar sana berhenti. Keadaan kembali sunyi.

Pasti itu hanya rusa yang ditembak seorang pemburu lokal yang sedang keluar mencari bahan makanan! Ya, berpikir positif saja! Aku tak ingin berada di sini lebih lama lagi! Segera kembali ke main mansion!

Rani pun berlari, menjauh dan menjauh...

Sementara di luar sana, pria yang sama dengan sang pengintai baru saja menurunkan senapan sniper-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun