***
Sementara itu Orion dan Rani masih menikmati keintiman baru mereka. Kali ini Rani ingin mencoba sesuatu yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Orion yang bagaimanapun lebih matang dan berpengalaman dari pengantinnya yang masih kuncup begitu hati-hati dan tak memaksa.
"Sungguh kau ingin coba?"
"Benarkah ini akan terasa nikmat?"
"Bagaimana kau akan tahu jika kau tak pernah mencoba?"
"Mmm, baiklah."
"Jangan hanya menatap saja. I'm waiting..." Orion dengan suara sedemikian rendah menggoda, bagaimana mungkin Rani bisa menahan diri lebih lama lagi.
 Diam-diam ia melirik wajah tampan Orion, kian memerah pada tiap kecupan dan serangan. Dinikmatinya ekspresi sang suami yang terkadang tersenyum.
"Rani, kau nakal sekali. What a bad girl! I have to punish you after this. You make me want to have yours as well!"
Rani belum ingin berhenti. Mereka sama-sama terpaku dalam momen. Waktu seakan terhenti saat Orion dan dirinya abadi di sana, menikmati semua yang terjadi sedalam-dalamnya.
(Bersambung)