"I knew," Rani tersenyum tipis, "aku memang 'kaku', namun aku tak bisa mencegah dan tak berhak melarangmu. Kau masih memiliki Lady Rose."
"Tapi jangan khawatir, aku belum 'memilikinya seutuhnya'. Aku tak ingin memiliki keturunan dengannya. Dan mulai nanti, aku hanya ingin memiliki dirimu saja!" Orion tak ingin Rani bersedih.
"Baiklah, sekarang, berapa lama lagi kita akan tiba di..."
Rani belum menyelesaikan pertanyaannya ketika mereka tiba di ujung lorong. Orion membuka sebuah pintu kayu.
"Garasi?"
"Ya, kita bisa pergi dengan sepeda motor tuaku lewat pintu belakang rahasia, di sana tak ada CCTV. Yang tahu hanya segelintir orang saja. Ini jalan keluar yang sama seperti yang kulalui tadi siang!"
"Tadi siang? Oh ya, saat kau pulang menjenguk ibumu!"
Orion membuka pintu garasi, tampaknya menuju ke area terbuka yang dekat dengan hutan.
"Ya. Sekarang kita juga akan ke sana! Ayo," Orion menaiki sepeda motornya, "Naiklah dan berpegangan yang erat!"
Tak lama kemudian mereka sudah berboncengan berdua di jalan kecil sepi dan gelap.
"Jangan malu-malu, Rani, peluk saja aku! Daripada nanti kau jatuh. The road ahead is getting a little bit bumpy. Hold me tight."