Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 41)

23 Februari 2023   12:03 Diperbarui: 23 Februari 2023   12:13 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi edit pribadi

"Lewat sini, Tuan Putri!" Orion mendorong suatu area kosong pada dinding berlapis wallpaper dengan kedua tangannya. Tak ada hal mencurigakan di sana, tetapi hanya dengan usaha ringan, sesuatu tak terduga terjadi.

Dinding itu ternyata sebuah daun pintu rahasia. Terbuka perlahan-lahan, Rani hanya bisa menyaksikan dengan takjub. "Oh, wow. Seperti di film-film fantasi saja!"

"Ini lorong rahasia untuk melarikan diri dari musuh atau saat dalam keadaan darurat seperti di puri-puri masa silam! Isn't it great? Leon yang memberitahukanku jalan rahasia ini! Lewat 'bantuannya' saat kami sedang luang, aku bersyukur juga mulai hafal seluk-beluk main mansion yang luas ini! Mari ikut denganku!"

Pemuda itu mengeluarkan senter kecil dari saku jaket. Mereka masuk ke sebuah lorong kecil yang gelap dan pengap. Tembok dan lantainya terbuat dari batu. Jalannya panjang menurun, berliku-liku dan cukup jauh entah menuju ke mana. Tak ada satupun penerangan lain kecuali lewat sinar senter.

"Takut?" Seperti biasa, Orion selalu bicara dengan nada menggoda yang sangat manis.

"Uh, ti-ti-tidak! Bagaimana aku bisa takut jika ada kau di sisiku?" Rani merasa pipinya memanas lagi.

"Syukurlah jika aku bisa membuatmu aman dan nyaman! Aku tak ingin menjadi kekasih rahasia yang membuatmu risih seperti si dokter Kenneth tadi!" Orion masih kesal saat mengucap nama itu, namun ia lega karena tadi si dokter belum sempat berbuat apa-apa, "Dan terima kasih, Rani, karena kau tak mengiyakan dirinya untuk berbuat macam-macam, walau ia mencoba bertindak 'profesional' sekalipun! Aku pribadi yang sangat cemburuan!" Orion menekan sedikit tangan Rani seolah memberi kode jika ia bersungguh-sungguh.

"Uh, terima kasih juga karena kau datang menyelamatkanku! Jika tidak, mungkin Kenneth sudah memaksa untuk berbuat lebih jauh dengan segala alasan!" Rani terkikih, "Aku juga cemburu kepada Lady Rose. Kalian pasti sudah sering berbuat hal itu, you know what I mean." Tetiba Rani muram.

"Di Evernesia, 'hubungan suami istri' sebelum menikah tidak diperbolehkan, bukan?" Orion tak ingin buru-buru berkomentar, malah balik bertanya.

"Tentu saja, walau siapa tahu kenyataannya. Remaja zaman sekarang jauh lebih berani daripada zaman orang tuaku dulu. Walau aku tak memiliki ibu dan ayah lagi, kakek nenekku tegas melarangku untuk melakukan hal seperti itu."

"You're a good girl! Sejujurnya, aku juga berpikiran sama sepertimu. Namun maafkanlah aku, beberapa kali kucoba untuk..." Orion tak ingin melanjutkan kata-katanya. Dilepaskannya tangan Rani, seolah merasa bersalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun