"I understand, Sir," sahut Rose dingin, "Aku sangat mengerti dan bersimpati kepada kalian, Saudara-saudaraku. Namun sayang sekali, saat ini kami tutup. Kami baru akan buka besok pagi pukul delapan. Itu juga belum kami putuskan karena mengingat krisis yang sedang terjadi, kami harus meminimalkan risiko apapun. Kami akan tutup semua penjualan hingga batas waktu yang belum dapat ditentukan!" Rose menutup pembicaraan dan berbalik untuk segera pergi.
"Wait, Ma'am!" Tetiba pria itu mengacungkan sepucuk senjata yang ia kokang hingga suaranya menghentikan langkah Rose, "Berhenti! Atau..."
Ikut mengokang benda-benda berbahaya yang sama, para tamu tak diundang ternyata juga bersenjata api! Suasana bertambah tegang. Semua penjaga terhenyak dan bersiaga. Mereka rupanya juga telah dipersenjatai aneka laras panjang oleh Rose, spontan membidik ke arah pria yang kini mengancam jiwa wanita pemilik kediaman Delucas itu. Orion, Henry dan Kenneth terdiam, dalam kegeraman bersiap-siap untuk melindungi satu-satunya wanita di antara mereka dengan cara apapun.
"Lady Rosemary Delucas, saya mohon, buka gerbang ini dan biarkan kami masuk, atau terpaksa kami akan melakukan hal-hal yang tak pernah kita inginkan!"
(bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H