"Oh, no, Young Man! You, Grace and Nona Cempaka stay here, no matter what happened! Awas jika kalian berani kemana-mana, Anak-anak! Nona Cempaka, mohon pastikan mereka tetap dalam pengawasanmu! I don't want to put you all into trouble!" Sang mama memelototi putranya, tegas, tak ingin dibantah.
"Huh, o-okay, Mama!" Leon tampak kecewa, namun tak ingin lagi berdebat.
Rose bergerak ke salah satu lemari kayu besar dan membuka pintunya. Di dalamnya ia meraih sesuatu dari bagian nan tersembunyi. Rani terkejut. Sepucuk senjata api? Untuk apa itu?
"Maaf, Nona Cempaka, aku tahu kau pasti masih asing dengan semua ini. Not a custom in your country, right? Kadang kami pergi berburu hewan. Senjata api laras panjang maupun laras pendek masih sangat umum dan legal digunakan di Chestertown nan terpencil ini, tentunya dengan izin khusus!" Rose dengan pose anggun ala aktris film laga menimang-nimang pistol magnum yang kelihatannya sudah siap pakai itu, "Well, takkan kugunakan jika terpaksa. Satu tembakan peringatan sudah cukup untuk membubarkan kerumunan massa itu!"
Dengan langkah mantap sang pemilik kompleks keluar, diikuti suaminya, sang kepala pelayan dan sang penjaga pintu. Rani dan kedua remaja hanya bisa kembali duduk di depan meja makan.
"Semoga tak terjadi apa-apa! Mudah-mudahan saja semua yang tadi kami temukan di internet hanya isapan jempol belaka!" Grace keceplosan.
"Eh, ada apa?" Rani tertarik pada kalimat gadis itu.
"Eh, oh, nothing, just forget it, Nona Rani!" Grace tersenyum gelisah, sementara kakaknya malah menambahkan dengan penuh semangat.
"Kami tadi mencari fakta yang tidak diungkapkan EverTV maupun EHO kepada pemirsa umum. Ternyata para korban terinfeksi virus Pharez tertangkap kamera CCTV maupun drone, kami memiliki rekaman layar dan semua hasil tangkapan layarnya!"
Grace merutuk, kesal pada kakak lelakinya yang seenaknya saja bicara sesuka hati tanpa berpikir panjang, "Kakakku yang malang, bisa-bisanya saja termakan hoaks."
"Bukan hoaks, tahu! Melainkan fakta ilmiah yang ditutup-tutupi!" Leon membela diri, "Yuk, Nona Rani, kita ke kamarku! Akan kutunjukkan kepadamu semua print-an zombie itu!" Leon tetiba menarik lengan Rani yang masih berada dalam proses mencerna semua dalam benaknya.