"Mau anak enggak?" Rey lagi-lagi tersenyum, "Kan kita siap kapan saja?"
"Mau, tapi .." Joy termenung sesaat, "Aku ingin sekali punya anak laki-laki. Yang lucu dan tampan sepertimu."
"Baiklah. Makanya jangan menolak, dan harus mau bercinta setiap hari, juga sepulang kita dari sini nanti ya." Rey pasang muka paling polos dan innocent. "Aku yakin kita bisa cepat punya bayi, asal rajin berdoa dan berusaha."
Rey memang alim, mungkin malah lebih dari Joy. Diam-diam sebelum Joy terlelap, sering dilihatnya Rey duduk memejamkan mata, berdoa dalam sunyi. "Ah, suamiku. Kamu cowok yang baik. Aku juga bersyukur memilikimu." ucapnya dalam hati.
Joy senang sekali, beberapa hari ini Rey selalu melimpahinya dengan cinta. Namun masih terpikirkan juga olehnya, bagaimana nasib hubungan mereka sepulang dari bulan madu ini? Apakah keluarga Rey akan tulus menerimanya sebagai anggota keluarga baru Kerajaan Evertonia?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H