Kehadirannya dalam sejarah intelektualisme islam signifikan baik bagi usaha mengurai benang kusut pemikiran maupun dalam menghidupkan kembali filsafat yang telah memasuki titik nadir.Â
Hal terpenting dari kiprah Ibnu Rusyd dalam bidang ilmu pengetahuan adalah usahanya untuk menerjemahkan dan melengkapi karya-karya pemikir Yunani, terutama karya Aristoteles dan Plato, yang mempunyai pengaruh selama berabad-abad lamanya.Â
Ibnu Rusyd banyak menulis komentar dan penjelasan terhadap karangan para filosof yunani khususnya Aristoteles baik dalam komentar singkat (al-jami'), sederhana (talkhis), ataupun komentar luas (tafsir).Â
Analisanya telah mampu menghadirkan secara lengkap pemikiran Aristoteles. Ia pun melengkapi telaahnya dengan menggunakan komentar-komentar klasik dari Themisius, Alexander of Aphiordisius, al Farabi dengan Falasifah-nya, dan komentar Ibnu Sina.
Komentarnya terhadap percobaan Aristoteles mengenai ilmu-ilmu alam, memperlihatkan kemampuan luar biasa dalam menghasilkan sebuah observasi. Filosof muslim cordova ini dianggap sebagai pensyarah pertama yang paling berpengaruh di dataran Eropa.Â
Banyak tokoh Eropa melakukan kajian terhadap karya-karya beliau dalam beberapa bahasa, seperti bahasa latin, dan bahasa Ibrani. Dimana pemikiran dan karya-karya Ibnu Rusyd ini sampai ke dunia Barat melalui Ernest Renan.
Baca juga :Â Filsafat, Sains, dan Inovasi Teknologi
Beliau yang di Barat lebih dikenal sebagaiAverroes merupakan pembela filsafat Aristoteles terhadap teolog Asy'ari yang dipimpin oleh Al-Ghazali. Filsafat Averroes dianggap kontroversial di kalangan Muslim.Â
Averroes memiliki dampak yang lebih besar pada kalangan Eropa Barat dan dia telah digambarkan sebagai "pendiri pemikiran sekuler di Eropa Barat".Â
Terjemahan Latin karya Averroes memimpin jalan untuk mempopulerkan Aristoteles dan bertanggung jawab untuk pengembangan skolastik abad pertengahan di Eropa.
Reneissance di Eropa banyak dipengaruhi oleh kontak dunia luar (Islam) yang pada zaman itu telah mengalamai kejayaan dan keemasan. Kesadaran akan keterbelakangan Eropa, memicu mereka untuk menggali "pusaka" Yunani yang lebih dahulu dilakukan oleh orang-orang Islam yang berupa Filsafat dan Ilmu pengetahuan, khususnya filsafat Ibnu Rusyd melalui Averroismedi Eropa.Â