Mohon tunggu...
Rana Setiana
Rana Setiana Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Ngobrol diskusi santai

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Berbayang Bayangan (2) Kita Dikala Kata

3 September 2024   08:54 Diperbarui: 3 September 2024   20:35 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbayang Bayangan/ddokpri

Daslam kondisi inilah Isma dapat santai , tapi kalau dalam keadaan sadar, pasti pada waktu iu juga sekujur tubuhnya menegang. Keringat tujuh sumur membasahi tubuhnya. Malah, ia serring celaka dengan langkahnya sendiri yaitu tergesa-gesa. Tapi berbeda dalam kondisi seperti ini lebih gampang memutuskan sesuatu dan ia putuskan naik angkutan yang kosong, jurusan apa saja, yang penting dapat memperdekat jarak, walaupun harus naik beberapa kali tapi yang penting sampai tujuan.

 

Memang katanya kita harus bersegera tapi bersegera selalu berdampingan dengan tergesa-gesa, bukankah itu dari setan.

 

Lonceng Kelas menyadarkan kebersamaan gadis di sebrang cermin disana, Isma ukir bibir kecilnya dengan senyum terkulum manis meredakan ketegangan. Tatapannya yang basah penuh garis-garis kesedihan, tangannya menggerakan alunan kata dikaca yang disebutnya cermin bersama sisa-sisa Air ditangannya

"Aku menjadi Kau.

Disini tetap disana

menjadi Kata jika wafak Kita.

Alunan Seruling tak kau sebut Bising"

...Isma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun