Mohon tunggu...
Ramdhani Nur
Ramdhani Nur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lebih sering termenung daripada menulis...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pencuri Kupu-Kupu

7 Juli 2012   09:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:12 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13416536181583370974

Helaan panjang terhembus. Disusul senyap yang dibuat Fahmi beberapa detik. “Kau sudah tahu ….”

“Ya …, dan baiknya kau lekas pergi. Tak elok dipandang orang jika kau masih terlhat berjalan dengan seorang gadis.”

Sungguh, ini bukan sebuah pertemuan yang diharapkan Fahmi. Upaya melepas rindu pada sahabat kecilnya terpaksa harus terganggu dengan kabar yang juga masih mengagetkan dirinya. Tapi semua tak menyurutkan langkah Fahmi mengikuti arah jalan Azizah menuju tugu dusun.

“Kau tahu berapa usiaku?”

“19.”

“Kau pikir sudah sebesar itu hasratku untuk menikah?” Azizah tak bereaksi banyak. Meski dia tak menuntut penjelasan, namun dia mengharap ada alasan masuk akal yang bisa disampaikan Fahmi. “Ini semacam perjanjian dua keluarga. Jika pendidikan kami rampung, mereka sudah berencana membuat ikatan antar kedua keluarga ini dipererat. Khawatir kalau ada orang yang meminangnya terlebih dahulu.”

“Tapi itu tak menahanmu, kan?”

“Maksudmu?”

“Maksudku, kau memang pantas berjodoh dengan Aini, putri Haji Jafar itu. Dia gadis yang cantik, juga baik. Kudengar dia pun baru saja selesai sekolah agama di kota. Jangan lagi tanya tentang keluarganya, mereka orang-orang berbudi dan terpandang. Apa lagi yang merisaukan kau?”

“Tak tahulah, aku hanya merasa ini terlalu cepat. Masih banyak lagi yang belum kuraih di usiaku yang semuda ini. Mungkin aku ingin kembali bersekolah, atau merantau. Aku masih ingin bebas seperti kupu-kupu yang sering kau kejar.”

“Aku tak lagi mengejar kupu-kupu!” tegas Azizah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun