Mohon tunggu...
Ramdhani Nur
Ramdhani Nur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lebih sering termenung daripada menulis...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kajian Terburuk terhadap Cerpenisasi Puisi Terburuk Sepanjang Sejarah Kompasiana

19 November 2011   09:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:28 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Kedua tangannya terangkat. Berdoa. (Paragraf ke-21 dan ke-22)

Satu hal yang sangat menonjol dari tokoh Tugirah ini adalah kemampuannya (seolah) berkomunikasi dengan mayat-mayat yang dia rawat. Tugirah menyimpan semua rahasia-rahasia kematian mayat-mayat yang dirawatnya. A. K. Basuki tidak menunjukkan secara persis apakah kemampuan ini salah satu wujud kelebihan supranaturalnya ataukah hanya refleksi psikologis karena beban pekerjaan yang telah dia emban sejak lama.

2. Pamularsih

Tokoh Pamularsih pada cerpen ini dikisahkan sebagai mayat. Kecuali secara fisik dia digambarkan sebagai seorang ibu yang sedang mengandung, kita akan kesulitan untuk mengidentifikasi tokoh mayat secara karakter, karena A. K. Basuki menggambarkannya pun secara dingin. Ini terlihat dari dialognya dengan Tugirah.


Pamularsih berkata memelas, “Nyawaku belum sampai tempatnya, Bu.”

“Lha, kok bisa?” tanya Tugirah. Dimiringkannya mayit ke arah kiri, salah satu dari dua orang yang bersamanya tanggap untuk memercikkan kembali air dari wadahnya. Kening orang itu terlihat berkerut keheranan.

“Bu, ” panggilnya ragu-ragu. Tugirah menggeleng dan memberi isyarat padanya untuk diam saja.

“Sebenarnya aku belum mau mati,” kata Pamularsih saat Tugirah menggosok punggungnya dengan lembut. Sentuhan kasih seorang ibu kepada anak tercinta.

“Tapi sudah terjadi,” kata Tugirah seperti bergumam saja.

“Dia mengajak kami berdua. Katanya akan dibawa minggat diam-diam. Ternyata, belum juga keluar dari jalanan desa ini, dia khianat. Ada anaknya dalam rahimku ini, Bu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun