Mohon tunggu...
Ramdhani Nur
Ramdhani Nur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lebih sering termenung daripada menulis...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kajian Terburuk terhadap Cerpenisasi Puisi Terburuk Sepanjang Sejarah Kompasiana

19 November 2011   09:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:28 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

“Ada lagi yang meninggal? Tanyanya.


Latar

Hal yang mungkin sangat kurang dari cerpen ini adalah tidak lengkapnya informasi yang bisa menunjukkan latar saat kejadian ini terkisah. Hanya ada beberapa pemerian eksplisit yang tersaji dalam narasi dan dialognya.


  1. 1. Latar Tempat

Penulis sama sekali tidak menceritakan tempat kejadian ini berlangsung. Namun kita bisa menangkap kesan bahwa cerita ini berlokasi di desa. Ada beberapa bagian kalimat yang mendukungnya

a.Dia bangkit, dipan kayu berderit. (Paragraf ke-1). Biasanya kita menemukan dipan yang terbuat dari kayu itu berada di desa.


b.…..ketika dingin air padasan mencapai ujung sikunya. (Paragraf ke-4). Pedasan adalah sejenis tempat air yang digunakan sebagai sumber untuk berwudu.


  1. 2. Latar Waktu

Seperti juga dengan tempat, kita tidak menemukan informasi masa kisah ini berlangsung. Jika menilik pada latar tempat yang mengarahkan kesan pada sebuah desa, maka akan sangat mungkin bahwa kisah ini terjadi pada masa kini.


  1. 3. Latar Sosial

Identifikasi dari latar tempat dan waktu dapat juga menentukan latar sosial dari sebuah masyarakat di cerpen ini. Terjadinya intrik yang menyebabkan kematian Pamularsih dan anaknya cukup menunjukkan bahwa ada sebagian masyarakat yang dikisahkan dalam cerpen ini berkarakter picik dan kejam.

Alur

Alur yang digunakan dalam cerpen ini adalah alur maju. Pada bagian awal diceritakan Tugirah yang secara ‘terpaksa’ untuk merawat mayat. Di bagian tengah digambarkan kegiatan perawatan mayat dan dialog yang terjadi antara Tugirah dan Pamularsih. Di akhir cerita, Tugirah ternyata tetap mau menerima jenazah untuk dirawat dan disucikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun