Mohon tunggu...
Ramdhani Nur
Ramdhani Nur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lebih sering termenung daripada menulis...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melianus, Ko Lihat Pak Guru? (Untuk Albertus Fiharsono)

12 Juli 2011   07:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:44 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkumpullah dua senyum tulus itu tercetak dalam wajah-wajah kearifan dan kesederhanaan hidup ke dalam layar. Jujur tanpa hipokrasi. Suci tanpa manipulasi. Agnes mengamati nilai-nilai itu dalam bingkai Tablet yang menyembulkan wajah Melianus dan Yokomina. Sungguh sebuah gambaran yang luar biasa.

Matahari mulai turun. Bayang-bayang dari pohon beranda depan jatuh menutup atap rumah. Makin riuhlah sore itu dengan tawa dan obrolan hangat yang terlontar di antara mereka. Memang begitu alam bekerja. Tak peduli di belahan dunia mana, bahasa cinta dan persahabatan akan mudah terucap dan tersampaikan. Tak mengenal batas. Tak mengenal warna.

*****

Sumber Gambar : http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/ati/2008/05/29/papua/comment-page-1/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun