Tradisi semiotika adalah sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda merepresentasikan suatu benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, atau kondisi di luar dari tandatanda itu sendiri. Penelitian tanda-tanda ini tidak hanya memberikan cara untuk memahami komunikasi, tetapi juga mempengaruhi hampir semua perspektif teori komunikasi. Konsep dasar yang menghubungkan tradisi semiotika adalah tanda, yang didefinisikan sebagai stimulus yang menandakan atau menunjukkan sesuatu yang lain, seperti ketika asap menandakan adanya api. Simbol, yang sering kali kompleks dengan banyak makna termasuk makna yang sangat spesifik, diberikan oleh beberapa ahli dengan perbedaan yang signifikan dari tanda. Tanda memiliki referensi yang jelas terhadap sesuatu dalam kenyataan, sedangkan simbol tidak.
Dalam semiotika terdapat dua aliran besar. Aliran pertama yang dominan di Eropa didasarkan pada karya ahli linguistik Perancis Ferdinand De Saussure. Aliran ini mempelajari peran simbol dan tanda dalam kehidupan sosial. Aliran kedua yang dominan di Amerika Utara didasarkan pada karya Charles Sanders Peirce, dan mempelajari doktrin formal mengenai tanda dan simbol.
Refrensi:
Indiwan Seto Wahyu Wibowo. (2013). SEMIOTIKA KOMUNIKASI - Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Dan Skripsi Komunikasi.
Bambang Mudjiyanto & Emilsyah Nur. (2013). Semiotika Dalam Metode Penelitian Komunikasi.
Benny H. Hoed, Strukturalisme. (2001). Pragmatik dan Semiotik dalam Kajian Budaya.
Cangara, H. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi 2).Â
Morissan. (2013). Teori Komunikasi. Ghalia Indonesia.
Umberto Eco, A Theory of Semiotics (Bloomington: Indiana University Press, 1976)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H