Menurut penjelasan tersebut, tanda dapat diartikan sebagai segala hal yang digunakan sebagai pengganti dari suatu hal lainnya yang mempunyai arti penting. Hal lain yang digantikan tersebut tidak harus ada, atau tanda tersebut dapat berwujud nyata maupun tidak pada suatu waktu dan tempat tertentu.
Pengganti istilah "tanda" yang disarankan oleh Eco adalah "fungsi-tanda". Fungsi-tanda terdiri dari dua komponen, yaitu bentuk-ekspresi dan bentuk-isi, yang saling terkait dan membentuk suatu unit. Fungsi-tanda difokuskan pada hubungan kesalingterkaitan antara kedua komponen tersebut, sedangkan tanda difokuskan pada pembagian kedua komponen tersebut.
Delapan elemen semiotik yang dijelaskan oleh Umberto Eco adalah sebagai berikut:
- Sumber: Ini merujuk pada orang atau organisasi yang menciptakan pesan atau informasi.
- Pengirim: Ini adalah agen yang bertanggung jawab untuk mengirimkan pesan dari sumber ke penerima melalui saluran tertentu.
- Sinyal: Ini adalah bentuk fisik atau psikologis dari pesan atau informasi, seperti kata-kata tertulis, suara, gambar, atau gerakan.
- Saluran: Ini adalah media atau cara yang digunakan untuk mengirim pesan dari pengirim ke penerima, seperti media cetak, televisi, atau internet.
- Penerima: Ini adalah individu atau kelompok yang menerima pesan atau informasi dari pengirim melalui saluran tertentu.
- Pesan: Ini adalah informasi yang dikirimkan dari pengirim ke penerima melalui saluran tertentu, seperti teks, gambar, atau suara.
- Kode: Ini adalah sistem simbolik atau bahasa yang digunakan untuk mengirimkan pesan atau informasi dari pengirim ke penerima melalui saluran tertentu, seperti bahasa manusia atau kode komputer.
- Tujuan: Ini adalah tujuan atau hasil yang diharapkan dari pesan atau informasi yang dikirimkan dari pengirim ke penerima melalui saluran tertentu, seperti pemahaman, perubahan perilaku, atau tindakan lainnya.
Jadi, semiotika adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan kebenaran atau kebohongan. Menurut Eco, jika suatu tanda tidak dapat digunakan untuk menyatakan kebohongan, maka tanda tersebut juga tidak dapat digunakan untuk menyatakan kebenaran. Oleh karena itu, semiotika sangat memperhatikan konsep dusta dalam wacana.
Kelebihan Pendekatan Semiotika
Cara pendekatan, metode, dan teori semiotika memiliki keunggulan dan kemampuan untuk membedah karya sastra secara lebih mendalam dibandingkan dengan teori-teori lain seperti struktural, stilistika, sosiologi, dan lainnya. Analisis semiotik lebih spesifik dan komprehensif dalam memberikan pemahaman makna dan simbolik yang baru dalam membaca karya sastra. Dalam membaca suatu karya, pembaca dapat mengetahui minimal dua makna, yaitu makna bahasa secara tekstual dan makna simbolik yang memiliki makna global yang cukup kompleks sehingga mungkin terjadi perbedaan asumsi dalam membaca simbol antara pengarang dan pembaca tergantung pada sudut pandangnya.
Kekurangan Pendekatan Semiotika
Pendekatan semiotik dalam menganalisis karya sastra memiliki kekuatan dan kelebihan yang signifikan karena dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna dan simbolik yang terkandung dalam teks. Namun, pendekatan ini juga memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah memerlukan dukungan dari berbagai ilmu bantu seperti linguistik, sosiologi, dan psikologi, serta membutuhkan kematangan konseptual dan wawasan luas tentang sastra dan teorinya. Peneliti yang melakukan analisis semiotik harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup tentang materi yang akan diteliti agar makna dalam teks tidak terlewatkan. Hal ini penting karena jika tidak, analisis semiotik cenderung menggunakan subjektivitas yang dapat menimbulkan risiko dalam penelitian dengan pendekatan ini.
Secara umum, semiotika memiliki kekurangan dalam memusatkan perhatian hanya pada struktur makna dan tidak memperhitungkan bahwa manusia aktif dalam menciptakan makna baru. Selain itu, semiotika kurang mempertimbangkan bahwa peneliti memerlukan kreativitas yang tinggi untuk memahami topik yang diteliti.
Kesimpulan
Semiotika adalah metode penelitian komunikasi yang paling interpretatif dalam menganalisis teks. Keberhasilan atau kegagalan semiotika sebagai metode penelitian tergantung pada kemampuan peneliti dalam mengartikulasikan kasus yang sedang diteliti.