Mohon tunggu...
Rama Baskara Putra Erari
Rama Baskara Putra Erari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua BEM Fakultas Vokasi ITS 2022 dan Ketua Bidang PTKP HMI Komisariat ARSIP SN 2023

Lulusan Sarjana Terapan dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil, Fakultas Vokasi ITS. Saya selama berkuliah aktif beroganisasi di intra maupun ekstra kampus, di intra kampus saya pernah menjadi Staf Departemen Internal BEM FV ITS 2021, Staf Departement Intern HMDS FV ITS 2021, Ketua Ad Hoc AD/ART FV ITS 2021, dan Ketua BEM FV ITS 2022. Organisasi ekstra kampus saya pernah menjadi staf Bidang P3A HMI Komisariat ARSIP SN 2022 dan saat ini menjabat sebagai Ketua Bidang PTKP HMI Komisariat ARSIP SN 2023. Saya juga aktif di kegiatan sosial seperti pernah menjadi pengajar di Pengajar Vokasi 2021 dan relawan pengajar di Mahasiswa Surabaya Berbagi 2021. Saya juga sering diundang menjadi panelis dalam debat maupun sebagai pembicara dalam sebuah pelatihan. Kritik dan saran: ramaerari15@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pilkada: Ketika Rakyat Menentukan Takdir Daerah

6 November 2024   20:41 Diperbarui: 6 November 2024   22:11 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat disayangkan jika hak suara tidak digunakan sebab dengan demikian penyalahgunaan surat suara dia sangat mungkin terjadi dan sudah tentu bisa jadi mengakibatkan calon terburuk yang bakal menang.

Ketika memilih di Pilkada maka kita sebenarnya memilih siapa Putra/Putri terbaik daerah yang bakal menjadi penentu kebijakan yang bakal mempengaruhi sosial, ekonomi, dan politik daerah, maka kita perlu untuk memastikan di antara para putra/putri terbaik yang sedang berkontestasi di Pilkada ini yang terpilih seharusnya yang terbaik dari para putra/putri terbaik yang ada. Bahkan mungkin jika kita berpandangan terbalik bahwa para calon ini ibaratnya Setan yang sama-sama buruk, maka kita perlu memilih Setan terbaik agar yang terburuk tidak berkuasa.

Semalas-malasnya kita dalam berpolitik namun wajib untuk hukumnya untuk kita mengerti politik dan menjadi pemilih yang cerdas. Pemilih yang cerdas artinya mengenali siapa calonnya, apa yang melatarbelakanginya, bagaimana visi misi dan program inovasi yang dibawanya untuk kebaikan rakyat, dan yang tak kalah penting adalah siapa saja orang yang ada di baliknya.

Bagaimana caranya? Ikutilah masa-masa kampanye lisan mereka, pahami apa visi misinya, bertanyalah pada banyak orang yang tepat tentang siapa mereka, bahkan kamu bisa menengok jejaring sosialnya untuk melihat kepribadiannya.

Hal terpenting dari semua ini adalah keterlibatan aktif untuk memilih. Ketika tidak ada pilihan lain selain memilih, apakah kita berhak asal memilih saja? Semurah itukah suara kita?

Tentu saja tidak! Jadi mari kita mulai membuka mata, telinga, dan hati kita. Memilih bukan sebuah hal yang sulit, namun juga tidak memaafkan telapak tangan. Kenali calonmu dengan benar, jangan seperti membeli kucing dalam karung. 

Jadi, siapkah Anda memilih?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun