“Kamu mungkin belum keramas, Dron.”, kata Pakde Sukron.
“Sudah Pakde. Malahan tiga kali sehari. Apa masih kurang?”, kata Sodron.
“Sabar, Dron. Ini di luar kuasa kita. Bukan kamu saja yang kecewa. Kita semua di sini juga kecewa.”, Cak Met meletakkan es teh pesanan Sodron.
“Bukan begitu Cak Met. Padahal kita sudah unggul di awal pertandingan. Cak Met kan, tahu sendiri.”, kata Sodron.
Sejak awal permainan, Peresaja FC memang menguasai jalannya pertandingan. Dibuktikan dengan satu gol tercipta yang melesak di menit ke-27 oleh tendangan jarak jauh dari luar kotak penalti dari pemain Peresaja FC, yakni Agus Asuyaman ke gawang Persikutae FC.
Dari gol spektakuler itu skor menjadi 1-0, tim Peresaja FC memimpin atas tim Persikutae FC. Dan skor pun masih tak berubah hingga wasit yang memimpin laga pertandingan meniupkan peluit akhir tanda babak pertama telah usai.
“Apapun bisa terjadi di lapangan sepak bola selama bolanya bundar, Dron.”, ucap Pakde Sukron sembari membolak-balik halaman koran kemarin.
“Siapa yang bilang bolanya kotak, Pakde?”, Sodron sewot.
“Itu barusan kamu sendiri yang ngomong.”, kata Pakde Sukron.
Imron dan Jairon cekikikan. Mereka tahu bila dua orang itu bertemu, pasti timbul perdebatan. Apalagi malam itu wajah Sodron kelihatan sumpek seusai kalah taruhan. Ini kesempatan terbuka bagi Pakde Sukron untuk gojloki Sodron.
“Lha, iya. Kok, bisa pas. Penalti lima kali. Bunuh diri lima kali. Enggak habis pikir!”, kata Cak Met.