Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Harapan Badak Sumatera, Sirine Punahnya Satwa Endemik Indonesia

4 Januari 2025   20:15 Diperbarui: 5 Januari 2025   20:15 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Badak Sumatera di Taman Nasional Way Kambas (Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)

Ketidakpastian menjadi kata kunci dari waktu ke waktu bagi para penyelamat badak untuk bisa melacak dan mengetahui jumlah pasti populasi badak Sumatera.

Karena spesies satwa penyendiri ini tampaknya semakin menghilang atau sulit ditemukan di hutan lebat. Penampakan secara langsung menjadi amat langka dan tanda-tanda jejak kaki badak Sumatera juga semakin sulit ditemukan.

Pemerintah Indonesia melaporkan bahwa jumlah badak Sumatera tidak lebih dari 80 ekor, sementara AsRSG hanya memperkirakan kurang lebih setengahnya.

Belum ada bukti perburuan liar badak Sumatera yang ditemukan selama lebih dari satu dekade ini. Tapi juga tidak ada bangkai yang ditemukan secara alami, membuat hilangnya spesies penyendiri ini menjadi misteri yang perlu dicermati.

Harapan bagi spesies ini badak berbulu ini adalah program pengembangbiakan di Suaka Badak Sumatera, fasilitas semi liar yang dilindungi di Sumatera.

Program pelestarian badak Sumatera di Suaka Rhino Sumatera (SRS) sejak 1998 telah melahirkan total 5 (lima) ekor badak Sumatera. Total jumlah badak Sumatera yang ada di Suaka Rhino Sumatera (SRS) berjumlah 10 ekor. 

Mereka terus berupaya melakukan pengembangbiakan untuk menciptakan populasi badak yang aman, dan perlu didukung oleh berbagai sektor.

Berkurangnya Jumlah Badak Sumatera Sirine Rusaknya Keanekaragaman Hayati

Krisis populasi badak Sumatera menunjukkan ada masalah dengan keanekaragaman hayati dan ini menjadi sirine bagi kita sebagai bangsa khususnya dan dunia pada umumnya.

Bisa jadi aktivitas manusia telah mengganggu kestabilan sistem alam yang merusak keanekaragaman hayati dan iklim, salah-satunya terus berkurangnya jumlah badak Sumatera.

Dalam “Forum Bumi yang diselenggarakan Yayasan KEHATI dan National Geographic Indonesia”, 5 Desember 2024 dibeberkan Indonesia begitu dikenal sebagai negara megabiodiverse terbesar ke-2 di dunia setelah Brazil 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun