Harapan saat ini telah berusia 17 tahun, dirinya menjadi badak terbesar di SRS TNWK. Badak yang pulang kampong ini memiliki bobot mencapai 810 kg dengan kondisi sehat dan kuat.
Bila kita bicara tentang Badak, dua NGO yang peduli keanekaragaman hayati yakni National Geographic dan Yayasan Kehati amat concern dengan salah satu mamalia besar di Indonesia yang dapat dikatakan terancam punah.Â
Di Indonesia hanya terdapat dua spesies badak yaitu badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dan badak jawa (Rhinoceros sondaicus). Badak sumatera seperti Harapan, juga dikenal sebagai badak Asia berambut bercula dua (Dicerorhinus sumatrensis).Â
Satwa bercula dua dengan kulit yang tebal berbulu ini merupakan spesies langka dari famili Rhinocerotidae, dan kerabat dari Harapan ini termasuk salah satu dari lima spesies badak yang masih dapat kita lihat sampai saat ini, tapi entah esok.
Ternyata badak Sumatera ini teridentifikasi sebagai badak terkecil. Tingginya hanya 112-145 cm sampai pundak, dengan panjang tubuh dan kepala 2,36-3,18 m, serta panjang ekornya 35–70 cm.
Beratnya berkisar antara 500 sampai 1.000 kg, dengan rata-rata 700–800 kg, meskipun ada suatu catatan mengenai seekor spesimen dengan berat 2.000 kg.
Sebagaimana spesies badak Afrika, si badak sumatera ini juga memiliki dua cula; yang lebih besar adalah cula pada hidung, biasanya berukuran 15–25 cm.
Saat saya membaca dari data dari International Rhino Foundation estimasi populasi dan status badak Sumatera di tahun 2024 hanya di kisaran: 34-47 ekor, sehingga satwa ini ditetapkan sebagai Satwa Sangat Terancam Punah.
Asian Rhino Specialist Group (AsRSG)Â telah melaporkan bahwa terdapat mencapai 4 (empat) populasi terisolasi dan sebanyak 10 subpopulasi badak Sumatera yang tersisa di Indonesia, sungguh menyedihkan.
Yang membuat ku juga sedih, diperkirakan hanya tinggal satu dari populasi liar saja yang berada di Gunung Leuser, yang diyakini memiliki cukup banyak badak untuk bertahan hidup.