Kedua orang tua Harapan (Ipuh dan Emi) merupakan badak Sumatera yang di translokasi dari sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat. Keduanya dipindahkan untuk membantu perkembangbiakan badak Sumatera di luar habitat di Sumatera, Indonesia.
Ayah Harapan ditranslokasi tahun 1990 saat masih berumur 20 tahun, sedangkan Ibu Harapan ditranslokasi tahun 1991 saat berumur 8 tahun. Hasil making love keduanya menghasilkan tiga anak, yaitu Andalas, Suci dan Harapan.
Kini dia sudah pulang kampung dan tinggal di Way Kambas, saat Harapan berusia 8 tahun. Perpindahan ini di tanggal 1-2 November 2015.
Harapan menyusul kakaknya Andalas kembali kepangkuan daerah tempat lahir Ayah dan Ibunya. Si badak yang menjadi Harapan dipulangkan ke Suaka Rhino Sumatera (SRS) di Taman Nasional Way Kambas, Lampung.
Kepulangannya ke Indonesia menjadi tanda badak terakhir yang meninggalkan Benua Amerika. Berita sedihnya Ayah, Ibu dan kakaknya Suci telah mati ketika Harapan sudah pulang ke Indonesia.
Suaka Rhino Sumatera (SRS) merawat dengan baik dirinya dan diharapkan ia dapat berkontribusi untuk meningkatkan populasi jalur genetik badak Sumatera.
Hadirnya Harapan di habitat aslinya akan menjadi simbol penting, dan optimisme serta dorongan semangat bagi para konservasionis yang bekerja di Way Kambas untuk mencegah spesies satwa ini dari kepunahan.
Badak Sumatera dan Nasibnya
Delapan tahun setelah kepulangan Harapan ke SRS, akhirnya Harapan berhasil memiliki anak dari hasil perkawinan dengan badak betina bernama Delilah. Anak dua sejoli ini diberi nama Indra.
Keberlangsungan badak Sumatera memiliki masa depan dengan suksesnya Harapan menghamili Delilah yang kemudian menghasilkan anak.