Motif Arok melakukan aksi teror memiliki kesamaan peristiwa yang sama dengan Waluyo (Muhammad Khan). Gara-gara telat bayar KPR selama 3 bulan, Waluyo harus kehilangan rumah.Â
Sudah jatuh tertimpa tangga, ibunya sempat pakai uang tabungannya untuk investasi di Koperasi Dana Surya yang terkena kasus penggelapan uang. Akibat depresi, Ibunya Waluyo sakit dan meninggal.Â
"Tidak ada uang, tidak ada rumah, tidak ada ibu, saya pingin menghancurkan sistem yang bobrok tapi tidak mengorbankan masyarakat sipil. Di hari saya bermaksud meledakkan koperasi Dana Surya, saya bertemu dengan bang Ismail sebagai mantan komandan pasukan elit, nalurinya terlatih, dia mengajak saya membangun semua ini." lirih Waluyo mengungkap alasan ia terlibat aksi teror.
Motif dari aksi teror ini yang menjadi perdebatan bagi para pecinta film, dan bagaimana situasi akibat penipuan dapat menarik banyak orang untuk loyal dan berani mati atas tujuan yang diusung.Â
Apakah terkait sponsor film ? tapi banyak penonton tak menyadarinya kecuali yang pernah menyentuh informasi bitcoin.
Faktor yang bisa diberikan poin positif pada desain produksinya. Mulai dari properti yang begitu detail, dan musik / audio sebagai pemberi atmosfer dalam film.Â
Film ini menampilkan practical effects yang ciamik, dan juga tambahan efek visual CGI walaupun bom di bandara Soekarno-Hatta kurang mengigit. Tone dari film ini cendrung gelap, seperti film Gundala. Bahkan lebih banyak scene dalam ruangan.
Film aksi tidak lepas dari senjata, berbagai jenis senjata api turut digunakan seperti pistol (Sig Sauer MCX, Sig Sauer P226, M1911 ) senapan serbu (AK-47, M-16 series), senapan modern (AR-15 dan XM177) , senapan mesin yakni M2 Browning Machine Gun, hingga roket luncur RPG.
Produksi film terbilang masif dan megah, dan dapat dikatakan film aksi Indonesia terbesar pada 2023 memang benar adanya, karena di tahun kelinci air ini tidak ada film aksi Indonesia yang menyainginya.
 Rate: 8,5 / 10