Kata para orang tua dan ulama bahwa hidup itu tidak akan selalu lurus-lurus saja. Ada masanya di atas dan ada masanya di bawah. Yang dimaksud "ada masanya di bawah" yakni ketika diri kita mengalami masalah atau problema kehidupan.
Orang-orang bijaksana menyebutnya ujian hidup. Kata "ujian" berarti kita di test agar lulus dan dapat menempuh level berikutnya. Semisal ujian masuk kerja, setelah lulus selanjutnya masuk kedunia kerja atau ujian sekolah agar bisa naik kelas.
Tulisan ini yang berjudul "7 Cara Menjaga Kesehatan Mental Agar Tidak Gila Ketika Menjalani Ujian Berat" didasarkan pada pengalaman daku (saya) ketika menjalani masa-masa sulit dalam perjalanan hidup dari tahun 2011 s/d 2017. Sebetulnya masih berlanjut ditahun-tahun setelahnya, tetapi sudah sangat berkurang tekanannya.
Pada tahun 2011 dimulai dengan mulai merosotnya income dari toko kelontong (dibangun 2007) di Pondok-Pinang, Jakarta hingga harus disubsidi dari usaha daku yang lain. Pada tahun 2012 toko kelontong itu terpaksa daku tutup karena menggerus kantong kanan ku.
Barang-barang jualan toko kelontong di Pondok-Pinang pada tahun 2012 dipindahkan ke Cikeas, namun akhirnya bernasib sama, merugi dan disubsidi. Pada tahun 2015 toko ini pun ditutup pasca almarhum Bapak sakit parah dan kemudian meninggal dunia.
Pada tahun 2014 usaha daku didunia online mengalami dampak yang sama. Hadirnya kekuatan e-commerce membuat usaha daku tidak mampu perang harga dengan para pemodal besar. Akhirnya usaha online  ini tutup di tahun 2015.
Ambruknya kedua usaha ku ini membuat daku mengalami kesulitan dalam mengembalikan pinjaman ratusan juta yang daku gunakan sebagai modal usaha. Pusing tujuh keliling memikirkan bagaimana mengembalikan pinjaman, sedangkan orang tua juga sudah menjadi tangung jawab daku.
Pukulan kehidupan daku rasakan juga ketika Almarhum Kakak mulai mengalami sakit tumor otak sejak 2011. Pada tahun 2013 seluruh keluarga sudah tinggal bersama dan menjadi tanggung jawab daku di Cikeas.
Kakak semenjak 2015 sudah mengalami perburukan dari penyakit tumor otak dan kedua orang tua mulai rutin mondar-mandir masuk rumah sakit. Bapak ditahun 2015 - 2016 sudah mulai berkali-kali masuk ruang perawatan Rumah Sakit dan kemudian berpulang kepangkuan ILLAHI dipertengahan tahun 2016.
Pada bulan September 2016, Almarhum Kakak masuk perawatan rumah sakit selama 86 hari dimana sebagian besar dirawat di HCU dan ICU. Pada bulan Desember 2016 akhirnya kakak berpulang.
Biaya perawatan / pengobatan Almarhum Kakak dan Almarhum Bapak sejak 2012 pun daku pinjam dari sanak-keluarga dan kerabat. Ini pun menjadi pemberat bagi kesehatan mental ku, tapi daku dapat bertahan dan tidak menjadi gila karenanya.
Entah kenapa emosi bisa pecah, tahun 2014 s/d 2015 daku pernah bersiteru dengan Direktur Utama tempat daku berkerja. Daku terprovokasi untuk menjadi salah-satu yang terdepan melakukan demo dan menunjuk seorang Dirut didepan ratusan orang.Â
Daku mengalami 7 bulan non aktif dari tempat kerja karena mempertahankan harga diri. Semenjak itu kharakter ku berubah 180 derajat sampai saat ini.
Setelah melewati periode itu, daku baru tersadar bahwa apa yang pernah dilakukan dalam menjaga kesehatan mental menyelamatkan daku dari depresi dan terhindar dari kegilaan bahkan bunuh diri. Ada 7 Tips yang bisa warganet gunakan dari pengalaman daku ;
_
1. Berbicara Dengan Alloh SWT
Hal pertama yang membuat daku bertahan ialah berdoa dan menyampaikan yang ada dipikiran ku kepada Alloh SWT. Ini sangat penting agar kita dapat bertahan dari pukulan masalah yang mendera.
Bahkan beliau berpesan jangan berdoa menghindarkan dari ujian, karena setiap manusia tidak akan lepas dari ujian. Setiap manusia akan ada waktunya diberi ujian. Bahkan ujian itu bisa jadi limpahan harta, dan kedudukan.
_
2. Mencari Teman Curhat
Bila kita memiliki masalah, Â hal yang terpenting kedua ialah dapat menyampaikannya ke orang lain. Orang Betawi menyebutnya curhat. Carilah teman curhat yang tepat, yang menurut Anda memang dirinya orang yang bisa dipercaya.
Teman curhat pastinya paham bila kita yang sedang mengalami masalah yang berat yang tentunya ingin merealese beban mental, dan butuh didengar curahan hati kita.
Bahkan curhat daku kepada seseorang sahabat almarhum kakak membuat daku dipermudah dalam menjalankan perawatan di rumah sakit. Bantuan ekonomi dan mental berdatangan mengurangi beban hidup.
_
3. Mindfullness
Mindfulness adalah momen kesadaran saat di mana kita berlatih membawa perhatian penuh untuk apa pun yang kita lakukan pada saat itu. Konsep mindfulness saat ini dipercaya mampu menjaga kesehatan mental.
Daku belajar mainfullness ketika berkonsultasi dengan psikolog ditempat kerja daku di RSKO Jakarta. Saat itu daku berkerja dibagian keuangan, sekitar tahun 2013 diri daku sempat ngebleng (tidak mampu berfikir) selama 2 minggu. Psikolog itu mengajari daku teknik bernafas yang beberapa tahun kemudian daku mengetahui bahwa itu mindfulness.
Warganet bisa membacanya DI SINI
_
4. Aktivitas Bertemu Dengan Banyak Orang
Akan kita temui seseorang yang tertimpa masalah / ujian hidup memilih menyendiri. Menurut daku yang telah mengalami hal tersebut, bukan pilihan yang tepat.
Saat mengalami tempaan hidup, daku hampir setiap pagi dan siang makan dikantin tempat kerja. Bercanda dan tertawa bersama teman-teman daku. Pada momen itu daku tidak membicarakan masalah daku, cukup becanda dan mengobrol saja.
Selain itu, sejak 2012 daku mulai aktif berkomunitas. Pada tahun 2012 daku bergabung dengan komunitas Coin Untuk Pendidikan "Coin A Chance" yang kemudian daku bawa aktivitas ini ke tempat kerja daku di RSKO Jakarta.
Backpacker Jakarta menjadi komunitas kedua dimana daku bernaung. Hampir setiap bulan daku mengikuti kegiatan kopdar (Kopi Darat). Pada saat kopdar daku bisa mengobrol, berbincang, dan tertawa karena guyonan khas traveler.
Semester kedua 2014 menjadi momen daku aktif secara offline dengan kegiatan Kompasiana baik itu Nangkring, Coverage, Blog Trip, dan kegiatan komunitas Kompasiana (KPK, Komik, Click, Koteka, dll). Kegiatan di Kompasiana membuat daku memiliki teman kompasianers.
Daku tidak akan lupa nama-nama nya, pada saat momen-momen 86 hari di rumah sakit menjaga Almarhum Kakak di tahun 2016 banyak malaikat tak bersayap dari para kompasianers yang membantu.
_
5. Melakukan Pertemanan Dengan Kelompok Senasib
Jangan biarkan diri kita terhanyut dalam perasaan haru kita sendiri. Bahkan sampai diri kita mempertanyakan apakah kita dihukum oleh Alloh SWT ?
Agar kita tidak jatuh lebih dalam, ada baiknya diri kita melakukan pertemanan dengan kelompok senasib. Pertemanan ini akan membuka mata kita bahwa kita tidak sendiri. Apa yang terjadi pada diri kita juga terjadi dengan orang lain.
_
6. Membaca dan Menulis
Jangan sampai bengong, itu yang daku selalu ingat. Ketika bengong maka daku akan membaca. Aktivitas literasi ini membuat otak daku tidak selalu memikirkan kesusahan dan penderitaan.
Membaca bisa menjadi solusi pengalihan pikiran dan ternyata ada keuntungan lainnya yakni wawasan kita menjadi luas. Saat ini terdapat sekitar satu setengah lemari berisi buku. Buku-buku ini menjadi bagian sejarah hidup ku.
Baca juga : 6 hal Yang Khas Diruang Tunggu ICU RS Dharmais
Mungkin ini jalan dari Alloh SWT, menulis membuat daku memdapatkan penghasilan tambahan selain menjadi ASN RSKO Jakarta. Tentunya sangat berarti dimasa-masa sulit.
_
7. Traveling
Hampir semua orang pernah mengalami stres dalam hidupnya. Berkerja di kantor dengan posisi duduk sambil memandang komputer pasti sangat melelahkan dan membuat stres.
Ketika diri kita menghadapi ujian berat pastinya juga bikin stres bahkan bisa membuat depresi menjadi orang gila juga mungkin. Pada saat berkonsultasi dengan psikolog ditahun 2013 saat otak daku ngehang, dirinya menganjurkan teknik bernafas mindfulness dan traveling.
Mungkin karena banyak memandang warna hijau, bertemu dengan banyak orang, menemukan sesutau yang baru, merasakan udara yang segar dan terhindar dari kebisingan mengurangi efek dari stresÂ
---
Dalam hidup kita tidak pernah tau kapan ujian itu datang. Kesehatan mental patut dijaga saat masa-masa sulit agar diri kita terhindar dari stress, depresi bahkan mungkin gila.
Yuks Jaga Kesehatan Mental, Selamat Hari kesehatan Jiwa Sedunia 2020
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Instagram I Twitter I web I Email: mastiyan@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H