Akan kita temui seseorang yang tertimpa masalah / ujian hidup memilih menyendiri. Menurut daku yang telah mengalami hal tersebut, bukan pilihan yang tepat.
Saat mengalami tempaan hidup, daku hampir setiap pagi dan siang makan dikantin tempat kerja. Bercanda dan tertawa bersama teman-teman daku. Pada momen itu daku tidak membicarakan masalah daku, cukup becanda dan mengobrol saja.
Selain itu, sejak 2012 daku mulai aktif berkomunitas. Pada tahun 2012 daku bergabung dengan komunitas Coin Untuk Pendidikan "Coin A Chance" yang kemudian daku bawa aktivitas ini ke tempat kerja daku di RSKO Jakarta.
Backpacker Jakarta menjadi komunitas kedua dimana daku bernaung. Hampir setiap bulan daku mengikuti kegiatan kopdar (Kopi Darat). Pada saat kopdar daku bisa mengobrol, berbincang, dan tertawa karena guyonan khas traveler.
Semester kedua 2014 menjadi momen daku aktif secara offline dengan kegiatan Kompasiana baik itu Nangkring, Coverage, Blog Trip, dan kegiatan komunitas Kompasiana (KPK, Komik, Click, Koteka, dll). Kegiatan di Kompasiana membuat daku memiliki teman kompasianers.
Daku tidak akan lupa nama-nama nya, pada saat momen-momen 86 hari di rumah sakit menjaga Almarhum Kakak di tahun 2016 banyak malaikat tak bersayap dari para kompasianers yang membantu.
_
5. Melakukan Pertemanan Dengan Kelompok Senasib
Jangan biarkan diri kita terhanyut dalam perasaan haru kita sendiri. Bahkan sampai diri kita mempertanyakan apakah kita dihukum oleh Alloh SWT ?
Agar kita tidak jatuh lebih dalam, ada baiknya diri kita melakukan pertemanan dengan kelompok senasib. Pertemanan ini akan membuka mata kita bahwa kita tidak sendiri. Apa yang terjadi pada diri kita juga terjadi dengan orang lain.