Ketika gerakan Coin A Chance RSKO Jakarta menapaki tahun yang ketiga (2015), rasa lelah dan bosan mulai hadir. Acapkali setan-setan menggoda dengan rasa riya. Maka pada momen tersebut sebaiknya diri kita menghentikan sementara aksi/gerakan sosial yang semai tersebut.
Pengalaman daku dan dayat (patner) men-delay aksi sosial, hal ini dapat merefresh kembali tujuan dari awal yakni membantu adik-adik asuh yang kesulitan biaya sekolah dan alat belajar.
Lelah, bosan dan riya merupakan tantangan terbesar dan hal ini dapat kita atasi dengan break/istirahat dari kegiatan itu sementara. Biasanya daku dan Dayat saat timbul perasaan itu akan mendelay kegiatan penghitungan koin hingga tiga bulan bahkan lebih. Itu yang kami lakukan di penghitungan coin terakhir (November 2019) dengan menunda lebih dari 3 bulan.
Saat memulai gerakan sosial jangan berfikir terlalu besar, biarkan berjalan dan mengalir seperti air. Semisal kita mengumpulkan coin untuk pendidikan tidak perlu diawal kita berfikir mendirikan sekolah, bersinergilah dengan sekolah yang ada, kita cukup berfikir positif.
Buatlah gerakan sosial sebagai ajang bersilahturahim bila itu dimulai ditempat kerja. Maka buatlah waktu kumpul bersama, karena kadang ditempat kerja kita tidak mengenal satu sama lain dengan unit / ruangan lainnya. Hal ini akan mempererat jalinan pertemanan untuk mempertahan gerakan sosial.
_____________________
Berbuat baik tidak perlu menunggu kaya, dengan sekeping coin pun bisa.
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Web [DISINI] , Blog [DISINI] , Twitter [DISINI] , Instagram [DISINI]
Email : mastiyan@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H